Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Menko Perekonomian Hatta Rajasa untuk mewaspadai kenaikan harga minyak mentah dunia yang semakin tinggi.

Usai rapat internal di Istana Kepresidenan di Jakarta, Senin, Hatta mengatakan bahwa Presiden Yudhoyono juga meminta agar mewaspadai kenaikan harga minyak mentah dunia yang bisa berimplikasi pada kenaikan harga-harga komoditas lain.

"Kita diminta untuk betul-betul mengendalikan inflasi dalam negeri, menjaga stabilitas harga. Itu harus kita lakukan," ujarnya.

Agar kenaikan harga minyak mentah dunia tidak membebani anggaran subsidi dalam APBN, Hatta mengatakan, maka produksi minyak Indonesia harus ditingkatkan untuk mengurangi beban impor.

Selain itu, lanjut dia, harus dilakukan penghematan energi serta diversifikasi energi.

"Itu harus terus dilakukan. Program-program geothermal, program-program terkait penggunaan BBM oleh PLN itu harus segera dikurangi," ujarnya.

Apabila harga minyak dunia semakin tinggi, Hatta mengatakan, pemerintah pada semester kedua akan berbicara kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk membahas kemungkinan penambahan subsidi BBM dalam anggaran.

"Kalau itu meningkat subsidinya, kalau memang asumsi ICP 80 dolar AS per barrel melampaui, maka upaya kita adalah di samping menghemat anggaran tetapi bisa saja berakibat mungkin defisit kita menjadi bertambah. Maka kita harus tambah anggaran untuk subsidi," jelasnya.

"Tetapi itu baru asumsi-asumsi, belum tentu seperti itu, kita lihat perkembangan harga dan perubahan apa pun yang ada di dunia. Perubahan makro kita baru bisa dilakukan pada semester dua. Jadi saya katakan, yang paling penting bagi kita menjaga stabilitas harga kita, baik BBM terus tersedia maupun stabilitas harga pangan kita," tuturnya.

Akibat krisis politik di Libya, Harga minyak mentah dunia sudah meningkat 18 dolar AS per barel dalam dua pekan terakhir di pasar New York, Amerika Serikat. Harga minyak Brent untuk pelepasan April pada Jumat 4 Maret 2011 mencapai 115,97 dolar AS per barel, atau naik 1,18 dolar AS per barel dibandingkan dua hari sebelumnya.

Kenaikan harga minyak mentah dunia itu dikhawatirkan meningkatkan beban subsidi anggaran bahan bakar minyak dalam APBN dan bisa mengancam kenaikan harga sejumlah komoditas bahan pangan.

(D013/S026)