Menteri Trenggono jajaki potensi kapal listrik untuk perikanan tangkap
28 Oktober 2021 20:46 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjajal kapal ferry Ellen yang melayani rute penyeberangan dari Sonderborg ke Aeroskobing, Denmark dan melihat fasilitas pengisian ulang tenaga baterai kapal, didampingi Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Denmark Merangkap Republik Lithuania Dewi Savitri Wahab, Kamis (28/10/2021). ANTARA/HO-KKP.
Denmark (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjajaki potensi pemanfaatan inovasi kapal listrik untuk perikanan tangkap guna mendukung prinsip ekonomi biru.
Hal itu diungkapkan Menteri Trenggono kala menjajal kapal ferry Ellen yang melayani rute penyeberangan dari Sonderborg ke Aeroskobing, Denmark dan melihat fasilitas pengisian ulang tenaga baterai kapal, didampingi Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Denmark Merangkap Republik Lithuania Dewi Savitri Wahab, Kamis (28/10/2021).
Kapal yang ditumpangi tersebut menerapkan prinsip ramah lingkungan dan hemat energi dengan tenaga listrik.
"Ini adalah sebuah inovasi yang ramah lingkungan. Dari keterangan pembuat kapal, pihak OMT (Odense Maritime Technology A/S), menyatakan inovasi ini efektif mengurangi emisi," kata Menteri Trenggono dalam keterangannya.
Diungkapkannya, dalam diskusi dengan pihak galangan dinyatakan saat ini sedang pada tahap penelitian memanfaatkan tenaga listrik diterapkan pada kapal dengan jarak tempuh dan waktu operasional yang lebih lama, seperti jenis kapal perikanan.
"Saya tertarik memanfaatkan potensi tenaga listrik diterapkan untuk kapal perikanan di tanah air sesuai dengan prinsip ekonomi biru yang ramah ekologi dan mendukung kesejahteraan. Saya akan diskusi dengan Bappenas bagaimana wujudkan ini," janjinya.
Sementara itu, Dubes Dewi Savitri Wahab menambahkan kedua negara memiliki karakter yang sama yakni negara maritim dengan banyak pulau yang memerlukan konektivitas laut.
"Pengalaman Denmark membangun kapal bertenaga listrik diharapkan dapat dikerjasamakan yang saling menguntungkan bagi kedua negara. Khususnya pengembangan tenaga listrik untuk kapal perikanan," harapnya.
Untuk diketahui, transportasi laut merupakan salah satu konsumen terbesar bahan bakar fosil.
Menurut laporan baru-baru ini oleh firma riset pasar IDTechEx, kapal listrik memiliki baterai terbesar.
Untuk skala baterai, IDTechEx menawarkan ukuran rata-rata baterai EV, yang di Amerika Serikat adalah 67 kWh. Kemudian ada kapal feri Ellen di Denmark, yang ditenagai oleh baterai dengan total kapasitas 4.300 kWh.
Di Indonesia, banyak kalangan memprediksi peluang kapal bertenaga listrik cukup besar karena banyaknya rute penyeberangan antarpulau dan wilayah perairan yang luas.
Hal itu diungkapkan Menteri Trenggono kala menjajal kapal ferry Ellen yang melayani rute penyeberangan dari Sonderborg ke Aeroskobing, Denmark dan melihat fasilitas pengisian ulang tenaga baterai kapal, didampingi Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Denmark Merangkap Republik Lithuania Dewi Savitri Wahab, Kamis (28/10/2021).
Kapal yang ditumpangi tersebut menerapkan prinsip ramah lingkungan dan hemat energi dengan tenaga listrik.
"Ini adalah sebuah inovasi yang ramah lingkungan. Dari keterangan pembuat kapal, pihak OMT (Odense Maritime Technology A/S), menyatakan inovasi ini efektif mengurangi emisi," kata Menteri Trenggono dalam keterangannya.
Diungkapkannya, dalam diskusi dengan pihak galangan dinyatakan saat ini sedang pada tahap penelitian memanfaatkan tenaga listrik diterapkan pada kapal dengan jarak tempuh dan waktu operasional yang lebih lama, seperti jenis kapal perikanan.
"Saya tertarik memanfaatkan potensi tenaga listrik diterapkan untuk kapal perikanan di tanah air sesuai dengan prinsip ekonomi biru yang ramah ekologi dan mendukung kesejahteraan. Saya akan diskusi dengan Bappenas bagaimana wujudkan ini," janjinya.
Sementara itu, Dubes Dewi Savitri Wahab menambahkan kedua negara memiliki karakter yang sama yakni negara maritim dengan banyak pulau yang memerlukan konektivitas laut.
"Pengalaman Denmark membangun kapal bertenaga listrik diharapkan dapat dikerjasamakan yang saling menguntungkan bagi kedua negara. Khususnya pengembangan tenaga listrik untuk kapal perikanan," harapnya.
Untuk diketahui, transportasi laut merupakan salah satu konsumen terbesar bahan bakar fosil.
Menurut laporan baru-baru ini oleh firma riset pasar IDTechEx, kapal listrik memiliki baterai terbesar.
Untuk skala baterai, IDTechEx menawarkan ukuran rata-rata baterai EV, yang di Amerika Serikat adalah 67 kWh. Kemudian ada kapal feri Ellen di Denmark, yang ditenagai oleh baterai dengan total kapasitas 4.300 kWh.
Di Indonesia, banyak kalangan memprediksi peluang kapal bertenaga listrik cukup besar karena banyaknya rute penyeberangan antarpulau dan wilayah perairan yang luas.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021
Tags: