"Link and Match" industri dengan SMK hasilkan talenta digital unggul
28 Oktober 2021 20:33 WIB
Ilustrasi - Presiden Joko Widodo (kanan) mencoba alat angkut perkebunan Wintor, disaksikan Presiden Direktur PT Astra Otoparts, Hamdani Dzulkarnain Salim (kiri), Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto (kedua kiri) dan Presdir PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto, pada peluncuran Program Pendidikan Vokasi Industri Link and Match SMK dan Industri wilayah Jabar, di Cikarang, Bekasi, Jabar. ANTARA FOTO/HO-Hilman/pri.
Jakarta (ANTARA) - Program “Link and Match” antara kebutuhan industri dengan para siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menjadi bagian dari pendidikan vokasi di Indonesia ternyata berpotensi besar menghasilkan talenta digital unggul sesuai semangat transformasi digital.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan (Dirjen) Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto yang mendukung “Link and Match” dapat dilakukan secara merata di SMK se-Indonesia.
“Link and Match bertujuan untuk menciptakan keselarasan mendalam, menyeluruh dan berkelanjutan dalam semua aspek penyelenggaraan pendidikan vokasi, yakni antara SMK dengan dunia kerja,” ujar Wikan dalam keterangan tertulisnya, Kamis.
Baca juga: Pemerintah fasilitasi inovasi dan latih talenta digital
Dengan sistem itu, siswa di SMK dinilai bisa mengasah tiga kemampuan dasar yang penting untuk bertahan di industri yang canggih, serba digital, dan memaksimalkan penggunaan teknologi.
Ada pun tiga aspek itu meliputi soft skills, hard skills, serta karakter yang sesuai kebutuhan industri.
Pembelajaran pun berbasis proyek riil serta praktik kerja lapangan sehingga siswa SMK bisa menjawab kebutuhan dari para pelaku industri.
Oleh karena itu, ia mendukung penuh industri-industri bisa berperan aktif mengikuti link and match dengan SMK sehingga pengkaderan serta persiapan generasi muda menjadi talenta digital Indonesia bisa optimal.
Baca juga: Kominfo: Talenta penting untuk era trasformasi digital
Selain menghadirkan “Link and Match”, Kemendikbudristek juga terus berupaya merevitalisasi SMK sejak 2019 agar talenta digital Indonesia dari generasi muda yang telah dididik bisa memenuhi kebutuhan industri 4.0.
Adapun beberapa regulasi yang mendukung kemajuan SMK menjawab kebutuhan industri 4.0 di antaranya seperti Teaching Factory serta Super Tax Deduction.
Sebelumnya, sejak awal 2021 Indonesia mencanangkan percepatan transformasi digital bersamaan dengan pemulihan pandemi COVID-19.
Berbagai gerakan untuk meningkatkan literasi kemampuan digital masyarakat Indonesia pun dilakukan mulai dari program bagi masyarakat umum hingga para pelajar yang terdidik.
Selain memberikan pengetahuan soft skills, Pemerintah juga terus gencar memperbanyak infrastruktur jaringan untuk layanan digital agar layanan ruang digital bisa semakin merata dirasakan seluruh masyarakat Indonesia.
Baca juga: Kemendikbud target 400 prodi vokasi "link and match" dengan industri
Baca juga: Talenta dan infrastruktur percepat transformasi digital
Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan (Dirjen) Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto yang mendukung “Link and Match” dapat dilakukan secara merata di SMK se-Indonesia.
“Link and Match bertujuan untuk menciptakan keselarasan mendalam, menyeluruh dan berkelanjutan dalam semua aspek penyelenggaraan pendidikan vokasi, yakni antara SMK dengan dunia kerja,” ujar Wikan dalam keterangan tertulisnya, Kamis.
Baca juga: Pemerintah fasilitasi inovasi dan latih talenta digital
Dengan sistem itu, siswa di SMK dinilai bisa mengasah tiga kemampuan dasar yang penting untuk bertahan di industri yang canggih, serba digital, dan memaksimalkan penggunaan teknologi.
Ada pun tiga aspek itu meliputi soft skills, hard skills, serta karakter yang sesuai kebutuhan industri.
Pembelajaran pun berbasis proyek riil serta praktik kerja lapangan sehingga siswa SMK bisa menjawab kebutuhan dari para pelaku industri.
Oleh karena itu, ia mendukung penuh industri-industri bisa berperan aktif mengikuti link and match dengan SMK sehingga pengkaderan serta persiapan generasi muda menjadi talenta digital Indonesia bisa optimal.
Baca juga: Kominfo: Talenta penting untuk era trasformasi digital
Selain menghadirkan “Link and Match”, Kemendikbudristek juga terus berupaya merevitalisasi SMK sejak 2019 agar talenta digital Indonesia dari generasi muda yang telah dididik bisa memenuhi kebutuhan industri 4.0.
Adapun beberapa regulasi yang mendukung kemajuan SMK menjawab kebutuhan industri 4.0 di antaranya seperti Teaching Factory serta Super Tax Deduction.
Sebelumnya, sejak awal 2021 Indonesia mencanangkan percepatan transformasi digital bersamaan dengan pemulihan pandemi COVID-19.
Berbagai gerakan untuk meningkatkan literasi kemampuan digital masyarakat Indonesia pun dilakukan mulai dari program bagi masyarakat umum hingga para pelajar yang terdidik.
Selain memberikan pengetahuan soft skills, Pemerintah juga terus gencar memperbanyak infrastruktur jaringan untuk layanan digital agar layanan ruang digital bisa semakin merata dirasakan seluruh masyarakat Indonesia.
Baca juga: Kemendikbud target 400 prodi vokasi "link and match" dengan industri
Baca juga: Talenta dan infrastruktur percepat transformasi digital
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: