Kemdikbudristek dorong talenta muda unggul dan berdaya saing tinggi
28 Oktober 2021 17:40 WIB
Pelaksana tugas Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Asep Sukmayadi berbicara dalam acara Penganugerahan Kepada Pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-53 tahun 2021 dan National Young Inventors Award (NYIA) ke-14 di Jakarta, Kamis (28/20/2021). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia mendorong optimalisasi pengembangan talenta dan keterampilan generasi muda Indonesia untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) unggul dan berdaya saing tinggi.
"Kita memiliki kebijakan Merdeka Belajar yang menghendaki seluruh proses penyampaian pengetahuan keterampilan dan sikap dalam pembelajaran difokuskan kepada peserta didik sebagai pusat pembelajaran," kata Plt. Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemdikbudristek Asep Sukmayadi dalam acara virtual di Jakarta, Kamis.
Hal itu disampaikan Asep dalam acara Penganugerahan Kepada Pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-53 tahun 2021 dan National Young Inventors Award (NYIA) ke-14.
Asep menuturkan proses pembelajaran di tingkat satuan pendidikan didorong untuk dikerjakan secara holistik dan integratif yang mengandalkan pendekatan project based learning yang menyenangkan.
Baca juga: Menkeu: Prodi ekonomi syariah harus optimalkan program Merdeka Belajar
Baca juga: Kementerian ESDM beri pelatihan instalasi PLTS atap kepada mahasiswa
"Kini sekolah dan bapak/ibu guru diberikan kebebasan untuk secara kreatif mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan minat bahkan potensi dan tumbuh kembang anak," ujarnya.
Menurut Asep, potensi kemampuan dasar minimum anak dalam literasi dan numerasi serta lingkungan belajarnya harus dipetakan secara lebih tepat sebagai bagian dari kinerja mutu pendidikan secara lebih sistemik.
Semua upaya dilakukan untuk membentuk generasi pelajar Pancasila yang mumpuni, yakni pelajar Pancasila dan pemuda yang berakhlak mulia, kreatif, kritis, memiliki jiwa gotong royong, mandiri dan berkebhinekaan global.
Ia menuturkan LKIR dapat menjadi sarana untuk ajang tampilnya kreativitas dan inovasi peserta didik sebagai cerminan hasil belajar yang mengedepankan Merdeka Belajar berbasis pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) dan mengedepankan kolaborasi dan kreativitas.
Kompetisi tersebut bertujuan memberikan peluang agar ide-ide riset dan inovasi generasi muda dapat dibimbing dan diberi masukan oleh peneliti kompeten untuk menghasilkan konten riset inovasi potensial dan mungkin memiliki nilai kekayaan intelektual untuk dikembangkan.*
Baca juga: Dirjen Dikti ajak mahasiswa daerah 3T ikut program Kampus Merdeka
Baca juga: Untirta belajar pengembangan IT dan Kampus Merdeka di USK
"Kita memiliki kebijakan Merdeka Belajar yang menghendaki seluruh proses penyampaian pengetahuan keterampilan dan sikap dalam pembelajaran difokuskan kepada peserta didik sebagai pusat pembelajaran," kata Plt. Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemdikbudristek Asep Sukmayadi dalam acara virtual di Jakarta, Kamis.
Hal itu disampaikan Asep dalam acara Penganugerahan Kepada Pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-53 tahun 2021 dan National Young Inventors Award (NYIA) ke-14.
Asep menuturkan proses pembelajaran di tingkat satuan pendidikan didorong untuk dikerjakan secara holistik dan integratif yang mengandalkan pendekatan project based learning yang menyenangkan.
Baca juga: Menkeu: Prodi ekonomi syariah harus optimalkan program Merdeka Belajar
Baca juga: Kementerian ESDM beri pelatihan instalasi PLTS atap kepada mahasiswa
"Kini sekolah dan bapak/ibu guru diberikan kebebasan untuk secara kreatif mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan minat bahkan potensi dan tumbuh kembang anak," ujarnya.
Menurut Asep, potensi kemampuan dasar minimum anak dalam literasi dan numerasi serta lingkungan belajarnya harus dipetakan secara lebih tepat sebagai bagian dari kinerja mutu pendidikan secara lebih sistemik.
Semua upaya dilakukan untuk membentuk generasi pelajar Pancasila yang mumpuni, yakni pelajar Pancasila dan pemuda yang berakhlak mulia, kreatif, kritis, memiliki jiwa gotong royong, mandiri dan berkebhinekaan global.
Ia menuturkan LKIR dapat menjadi sarana untuk ajang tampilnya kreativitas dan inovasi peserta didik sebagai cerminan hasil belajar yang mengedepankan Merdeka Belajar berbasis pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) dan mengedepankan kolaborasi dan kreativitas.
Kompetisi tersebut bertujuan memberikan peluang agar ide-ide riset dan inovasi generasi muda dapat dibimbing dan diberi masukan oleh peneliti kompeten untuk menghasilkan konten riset inovasi potensial dan mungkin memiliki nilai kekayaan intelektual untuk dikembangkan.*
Baca juga: Dirjen Dikti ajak mahasiswa daerah 3T ikut program Kampus Merdeka
Baca juga: Untirta belajar pengembangan IT dan Kampus Merdeka di USK
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: