Jakarta (ANTARA News) - Mantan KSAD, Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto didaulat memimpin Keluarga Besar Marhaenis dalam Musyawarah Nasional ke-2 di Yogyakarta, 4-6 Maret 2011 yang akan memilih pengurus presidium nasional.

"Mayoritas perutusan dari KTI (kawasan Indonesia Timur), yang dimotori Sulawesi Utara dan Gorontalo mendukung Pak Tyasno memimpin Presidium Keluarga Besar Marhaenis (KBM) Masa Bhakti 2010-2015," kata Ferrol Warouw, salah satu pimpinan delegasi Sulawesi Utara, melalui telepon, Minggu.

Selain dari KTI, menurutnya, peserta dari sebagian Jawa, Kalimantan dan Sumatera juga menjagokan Tyasno Sudarto pada perhelatan nasional yang berlangsung pada 4 hingga 6 Maret 2011 di Yogyakarta itu.

Di samping Tyasno Sudarto, ada juga kompetitor kuat lainnya, yakni Fakhrudin (mantan Ketua Umum DPP Pemuda Demokrat) dan Prof Waluyo (alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia/GMNI).

Munas ke-2 KBM ini digelar di "Yogya Fish" dan diawali dengan orasi politik dari Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto.

Pidato politiknya berjudul "Solusi Untuk Keluar Dari Jerat Penjajahan Gaya Baru" yang menawarkan solusi dalam mengatasi krisis bangsa saat ini dengan kebutuhan kepemimpinan kuat berdasarkan ideologi Marhaenis.

Ketertarikan banyak peserta Munas untuk menjagokan Tyasno Sudarto memimpin organisasi massa bernafaskan azas Marhaenisme ajaran Bung Karno itu berawal dari orasi ilmiahnya di forum Munas tersebut.

"Menarik disimak, pada saat dialog khusus, beberapa peserta mendaulat Pak Tyasno untuk maju sebagai presiden dengan didukung oleh mayoritas anggota KBM yang dipelopori Elvikman Landjoi pimpinan delegasi Gorontalo serta Sonny Pangkey (Sulawesi Utara)," ungkapnya.

Namun, Sonny Pangkey, Arie Tawas, Ellias Pangkey, Ferol Warouw dan Vivi Ares, bahwa Fakhruddin juga banyak mendapat dukungan, bahkan dianggap paling berpeluang memimpin pucuk Pimpinan Presidium KBM.(*)

M036/A041