Bappenas : Pemuda miliki peran penting pada upaya perbaikan gizi
28 Oktober 2021 15:20 WIB
Tangkapan layar Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Subandi Sardjoko di Jakarta, Kamis (28/10/2021). (ANTARA/Dokumentasi Pribadi)
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Subandi Sardjoko mengatakan generasi muda memiliki peran penting dalam upaya perbaikan gizi.
“Millenial dan Generasi Z dengan status gizi yang baik memiliki potensi menjadi SDM unggul dan berdaya saing di masa depan,” ujar Subandi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan perbaikan gizi remaja melalui intervensi gizi spesifik dan sensitif menjadi salah satu fokus sasaran program percepatan penurunan stunting.
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengatakan Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa keluarga muda yang berkualitas menjadi kunci terwujudnya Indonesia Emas.
Permasalahan stunting di Indonesia disebabkan generasi muda putus sekolah, pernikahan usia anak, kehamilan berkali-kali dengan jarak terlalu dekat sehingga menimbulkan tingginya angka kematian ibu dan bayi.
“Upaya untuk memetik bonus demografi sangat ditentukan generasi muda. Missed bonus demografi harus dicegah, salah satunya dengan mencegah stunting,” ujar Hasto.
Pada Tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi karena jumlah penduduk usia produktif mencapai 70 persen, sedangkan sisanya sebesar 30 persen merupakan penduduk yang tidak produktif.
“Millenial dan Generasi Z dengan status gizi yang baik memiliki potensi menjadi SDM unggul dan berdaya saing di masa depan,” ujar Subandi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan perbaikan gizi remaja melalui intervensi gizi spesifik dan sensitif menjadi salah satu fokus sasaran program percepatan penurunan stunting.
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengatakan Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa keluarga muda yang berkualitas menjadi kunci terwujudnya Indonesia Emas.
Permasalahan stunting di Indonesia disebabkan generasi muda putus sekolah, pernikahan usia anak, kehamilan berkali-kali dengan jarak terlalu dekat sehingga menimbulkan tingginya angka kematian ibu dan bayi.
“Upaya untuk memetik bonus demografi sangat ditentukan generasi muda. Missed bonus demografi harus dicegah, salah satunya dengan mencegah stunting,” ujar Hasto.
Pada Tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi karena jumlah penduduk usia produktif mencapai 70 persen, sedangkan sisanya sebesar 30 persen merupakan penduduk yang tidak produktif.
Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021
Tags: