Akselerasi perbankan digital buka peluang dan inklusi keuangan
28 Oktober 2021 14:12 WIB
Direktur Planning and Transformation Telkomsel Wong Soon Nam dalam jumpa pers daring pada Kamis (28/10/2021). (ANTARA/TL/Arnidhya Nur Zhafira)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Planning and Transformation Telkomsel Wong Soon Nam mengatakan akselerasi perbankan digital serta sinergi dengan penyedia layanan teknologi bisa membuka peluang serta inklusi keuangan lebih luas lagi di Indonesia, terutama pada masa pandemi COVID-19.
"COVID-19 menghadirkan banyak tantangan sekaligus inovasi. Pandemi juga membuka banyak peluang untuk banyak orang di Indonesia, terutama di sektor ekonomi digital. Momentum ini akan berlanjut, mengingat banyak aktivitas yang berjalan di ruang digital, mulai dari bekerja, sekolah, dan entertainment," kata Wong dalam jumpa pers virtual, Kamis.
Baca juga: Perluasan digitalisasi di daerah dorong inklusi keuangan
"Dibantu dengan ekonomi digital yang di dalamnya ada pemain seperti tekfin dan bank digital, Telkomsel melihatnya sebagai peluang baru untuk membuat banyak transformasi. Dengan masyarakat yang digital native, maka akan ada banyak peluang terutama di ekonomi digital," ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, Wong mengatakan peluang ini juga bukan tanpa alasan. Selain banyaknya pemain di sektor teknologi dan keuangan digital, ia mepaparkan sebanyak 51 persen populasi di Indonesia tidak memiliki rekening bank (unbanked). Namun, mayoritas dari mereka memiliki ponsel pintar (smartphone).
"Mereka harus punya akses keuangan. Harapannya, Telkomsel bisa memberikan mereka akses fasilitas perbankan ini, mengingat mereka memiliki smartphone, dan mereka bisa mengakses dan menikmati layanan perbankan dari ponsel mereka," kata Wong.
Telkomsel sendiri menyediakan layanan aplikasi dari Telkomsel Mobile Banking bernama Telkomsel Redi. Aplikasi ini ditujukan untuk memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk dapat mengakses rekening bank miliknya melalui telepon genggam.
"Telkomsel Redi adalah aplikasi digital yang diharapkan bisa membawa akses ke fasilitas perbankan. Kami berharap untuk membawa fasilitas bank ke scope masyarakat (unbanked) ini, karena mereka punya kapabilitas untuk online," kata Wong.
Sementara itu, SVP Digital Advertising and Digital Banking Telkomsel Ronny W Sugiadha menambahkan, Telkomsel sebagai penyedia layanan seluler dan teknologi digital ingin membentuk ekosistem transaksi digital yang terintegrasi dan memberikan kenyamanan bagi pengguna.
"Potensi itu luar biasa. Ada sekitar 95 juta penduduk Indonesia yang tidak memiliki rekening bank, dan ada lebih banyak nomor ponsel daripada penduduk Indonesia itu sendiri. Ini merupakan kesinambungan yang menarik," ujarnya.
"Ini potensi yang sangat besar, bagaimana kita bisa membuat ekosistem dan journey end-to-end untuk mudahkan teman-teman user yang belum miliki bank account, dan mereka yang sudah punya bisa rekening bisa menikmati layanan dengan mudah," imbuhnya.
Namun, Ronny mengatakan, penting bagi pemain-pemain di ekosistem ini untuk berkolaborasi bersama demi mewujudkan ekosistem keuangan digital yang lebih inklusif dan berdampak positif bagi perekonomian nasional.
"Dan, zaman sekarang, kita tidak bisa jalan sendiri-sendiri, namun harus mencari partner dalam kolaborasi," kata Ronny.
Baca juga: BI: Digitalisasi keuangan faktor penting akselerasi pemulihan ekonomi
Baca juga: Peningkatan kemampuan digital UMKM percepat digitalisasi nasional
Baca juga: Inovasi teknologi optimalkan potensi ekonomi digital Indonesia
"COVID-19 menghadirkan banyak tantangan sekaligus inovasi. Pandemi juga membuka banyak peluang untuk banyak orang di Indonesia, terutama di sektor ekonomi digital. Momentum ini akan berlanjut, mengingat banyak aktivitas yang berjalan di ruang digital, mulai dari bekerja, sekolah, dan entertainment," kata Wong dalam jumpa pers virtual, Kamis.
Baca juga: Perluasan digitalisasi di daerah dorong inklusi keuangan
"Dibantu dengan ekonomi digital yang di dalamnya ada pemain seperti tekfin dan bank digital, Telkomsel melihatnya sebagai peluang baru untuk membuat banyak transformasi. Dengan masyarakat yang digital native, maka akan ada banyak peluang terutama di ekonomi digital," ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, Wong mengatakan peluang ini juga bukan tanpa alasan. Selain banyaknya pemain di sektor teknologi dan keuangan digital, ia mepaparkan sebanyak 51 persen populasi di Indonesia tidak memiliki rekening bank (unbanked). Namun, mayoritas dari mereka memiliki ponsel pintar (smartphone).
"Mereka harus punya akses keuangan. Harapannya, Telkomsel bisa memberikan mereka akses fasilitas perbankan ini, mengingat mereka memiliki smartphone, dan mereka bisa mengakses dan menikmati layanan perbankan dari ponsel mereka," kata Wong.
Telkomsel sendiri menyediakan layanan aplikasi dari Telkomsel Mobile Banking bernama Telkomsel Redi. Aplikasi ini ditujukan untuk memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk dapat mengakses rekening bank miliknya melalui telepon genggam.
"Telkomsel Redi adalah aplikasi digital yang diharapkan bisa membawa akses ke fasilitas perbankan. Kami berharap untuk membawa fasilitas bank ke scope masyarakat (unbanked) ini, karena mereka punya kapabilitas untuk online," kata Wong.
Sementara itu, SVP Digital Advertising and Digital Banking Telkomsel Ronny W Sugiadha menambahkan, Telkomsel sebagai penyedia layanan seluler dan teknologi digital ingin membentuk ekosistem transaksi digital yang terintegrasi dan memberikan kenyamanan bagi pengguna.
"Potensi itu luar biasa. Ada sekitar 95 juta penduduk Indonesia yang tidak memiliki rekening bank, dan ada lebih banyak nomor ponsel daripada penduduk Indonesia itu sendiri. Ini merupakan kesinambungan yang menarik," ujarnya.
"Ini potensi yang sangat besar, bagaimana kita bisa membuat ekosistem dan journey end-to-end untuk mudahkan teman-teman user yang belum miliki bank account, dan mereka yang sudah punya bisa rekening bisa menikmati layanan dengan mudah," imbuhnya.
Namun, Ronny mengatakan, penting bagi pemain-pemain di ekosistem ini untuk berkolaborasi bersama demi mewujudkan ekosistem keuangan digital yang lebih inklusif dan berdampak positif bagi perekonomian nasional.
"Dan, zaman sekarang, kita tidak bisa jalan sendiri-sendiri, namun harus mencari partner dalam kolaborasi," kata Ronny.
Baca juga: BI: Digitalisasi keuangan faktor penting akselerasi pemulihan ekonomi
Baca juga: Peningkatan kemampuan digital UMKM percepat digitalisasi nasional
Baca juga: Inovasi teknologi optimalkan potensi ekonomi digital Indonesia
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021
Tags: