Indonesia berperan penting jadi sumber energi baru terbarukan dunia
28 Oktober 2021 11:22 WIB
Foto udara Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (29/9/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan Indonesia akan memainkan peran penting menyelamatkan bumi dan menjadi menjadi sumber kebutuhan energi baru terbarukan untuk dunia.
Pernyataan itu disampaikan Menteri Arifin dalam acara Climate Leaders Message yang dipantau secara virtual di Jakarta, Kamis.
"Kita pantas untuk optimis karena Indonesia akan memainkan peran penting menyelamatkan bumi dan menjadi sumber kebutuhan energi baru terbarukan untuk dunia," ujarnya.
Laporan The Intergovernmental Panel on Climate Change mengajak semua negara di dunia untuk berbuat mengurangi peluang terjadinya perubahan iklim, terutama pengurangan gas rumah kaca atau emisi karbon dioksida harus dilakukan secara masif agar skenario kenaikan suhu bumi di atas 1,5 derajat Celcius dalam satu dekade ke depan dapat dicegah.
Konferensi perubahan iklim di Glasgow, Skotlandia, awal November mendatang akan merumuskan komitmen seluruh bangsa di dunia untuk menghindarkan bumi dari malapetaka.
Seluruh umat akan membuat peta jalan untuk melakukan pengurangan efek gas rumah kaca.
"Indonesia sejak awal menjadi negara yang menegaskan untuk ikut serta dalam upaya pencegahan perubahan iklim," kata Arifin.
Secara individual, Indonesia akan mengurangi emisi gas buang hingga 29 persen pada 2030. Apabila langkah itu dilakukan secara bersama-sama atau berkolaborasi dengan masyarakat dunia, maka komitmen pengurangan emisi gas buang bisa ditingkatkan menjadi 41 persen.
Arifin menjelaskan bahwa sektor energi turut berperan besar dalam menurunkan emisi gas buang di atmosfer Bumi.
Menurutnya, Indonesia telah memulai penurunan emisi gas buang dengan penggunaan bioenergi; mendorong penggunaan kendaraan listrik; merubah pembangkit energi fosil menjadi yang lebih bersih dan terbarukan, seperti energi matahari, air, angin, panas bumi, dan potensi energi baru terbarukan lainnya.
"Penggunaan bioenergi terbukti tidak banyak berpengaruh kepada kinerja mesin. Ini tentunya memberikan sinyal yang positif bagi pengurangan energi yang berasal dari fosil," jelas Arifin.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa Indonesia memiliki banyak energi alternatif energi mulai dari sinar matahari, angin, air, panas bumi, juga arus bawah air laut yang merupakan dua per tiga wilayah Indonesia.
Teknologi di bidang energi baru terbarukan telah berkembang luar biasa. Sekarang ini untuk menghasilkan satu megawatt listrik yang berasal dari Matahari hanya membutuhkan 0,5 hektare area dari sebelumnya satu hektare.
Dengan begitu banyaknya sumber daya alam yang dimiliki tersebut, maka Indonesia bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan energi untuk kebutuhan dalam negeri, tetapi juga bisa melakukan ekspor.
"Inisiatif itu sudah kami mulai dengan 100 megawatt energi yang berasal dari matahari akan kami ekspor dari Pulau Bulan ke Singapura pada 2024," pungkas Arifin.
Baca juga: Di Forum ASEAN, Menteri ESDM: Transisi energi sesuai kebutuhan negara
Baca juga: Menteri ESDM: ASEAN Power Grid peluang besar genjot pemanfaatan EBT
Baca juga: Kementerian ESDM inisiasi perdagangan karbon untuk kurangi emisi
Pernyataan itu disampaikan Menteri Arifin dalam acara Climate Leaders Message yang dipantau secara virtual di Jakarta, Kamis.
"Kita pantas untuk optimis karena Indonesia akan memainkan peran penting menyelamatkan bumi dan menjadi sumber kebutuhan energi baru terbarukan untuk dunia," ujarnya.
Laporan The Intergovernmental Panel on Climate Change mengajak semua negara di dunia untuk berbuat mengurangi peluang terjadinya perubahan iklim, terutama pengurangan gas rumah kaca atau emisi karbon dioksida harus dilakukan secara masif agar skenario kenaikan suhu bumi di atas 1,5 derajat Celcius dalam satu dekade ke depan dapat dicegah.
Konferensi perubahan iklim di Glasgow, Skotlandia, awal November mendatang akan merumuskan komitmen seluruh bangsa di dunia untuk menghindarkan bumi dari malapetaka.
Seluruh umat akan membuat peta jalan untuk melakukan pengurangan efek gas rumah kaca.
"Indonesia sejak awal menjadi negara yang menegaskan untuk ikut serta dalam upaya pencegahan perubahan iklim," kata Arifin.
Secara individual, Indonesia akan mengurangi emisi gas buang hingga 29 persen pada 2030. Apabila langkah itu dilakukan secara bersama-sama atau berkolaborasi dengan masyarakat dunia, maka komitmen pengurangan emisi gas buang bisa ditingkatkan menjadi 41 persen.
Arifin menjelaskan bahwa sektor energi turut berperan besar dalam menurunkan emisi gas buang di atmosfer Bumi.
Menurutnya, Indonesia telah memulai penurunan emisi gas buang dengan penggunaan bioenergi; mendorong penggunaan kendaraan listrik; merubah pembangkit energi fosil menjadi yang lebih bersih dan terbarukan, seperti energi matahari, air, angin, panas bumi, dan potensi energi baru terbarukan lainnya.
"Penggunaan bioenergi terbukti tidak banyak berpengaruh kepada kinerja mesin. Ini tentunya memberikan sinyal yang positif bagi pengurangan energi yang berasal dari fosil," jelas Arifin.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa Indonesia memiliki banyak energi alternatif energi mulai dari sinar matahari, angin, air, panas bumi, juga arus bawah air laut yang merupakan dua per tiga wilayah Indonesia.
Teknologi di bidang energi baru terbarukan telah berkembang luar biasa. Sekarang ini untuk menghasilkan satu megawatt listrik yang berasal dari Matahari hanya membutuhkan 0,5 hektare area dari sebelumnya satu hektare.
Dengan begitu banyaknya sumber daya alam yang dimiliki tersebut, maka Indonesia bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan energi untuk kebutuhan dalam negeri, tetapi juga bisa melakukan ekspor.
"Inisiatif itu sudah kami mulai dengan 100 megawatt energi yang berasal dari matahari akan kami ekspor dari Pulau Bulan ke Singapura pada 2024," pungkas Arifin.
Baca juga: Di Forum ASEAN, Menteri ESDM: Transisi energi sesuai kebutuhan negara
Baca juga: Menteri ESDM: ASEAN Power Grid peluang besar genjot pemanfaatan EBT
Baca juga: Kementerian ESDM inisiasi perdagangan karbon untuk kurangi emisi
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: