Demonstran Rayakan Kemenangan Rebut Kota Minyak Raslanuf
5 Maret 2011 04:07 WIB
Demonstran anti Gaddafi menembakkan senjata mereka ke udara ketika acara pemakaman pemberontakan yang tewas pada Rabu lalu dalam bentrokan antara kelompok pemberontak dengan pasukan pro Gaddafi di kota Brega, di pemakaman wilayah Ajdabia, 150 barat d
Raslanuf, Libya (ANTARA News) - Ratusan demonstran bersorak gembira dan menembak ke udara, merayakan penguasaan mereka atas kota minyak Raslanuf, Jumat, setelah mengalahkan para pendukung Muamar Gaddafi dalam pertempuran hebat.
Sejumlah demonstran ditempatkan di luar kompleks Harouge Oil Operations, di barak militer, pos polisi dan di jalan masuk ke tempat kediaman di dekatnya, seorang wartawan AFP melaporkan.
"Muamar, engkau keledai," teriak ratusan demonstran yang berkerumum di luar jalan masuk ke kompleks kediaman itu, memperolok pemimpin Libya tersebut.
"Kami telah merebut barak mereka. Tempat kediaman itu telah disisir sekarang untuk sisa (pasukan Gaddafi)," kata gerilyawan demonstran Suleh Sultan.
Di luar barak, puluhan mobil diparkir di jalan ketika demonstran, yang maju ke kota itu dari timur, Jumat, melepaskan tembakan dalam perayaan itu.
"Mereka melarikan diri seperti kelinci. Ketika kami pada awalnya maju, mereka menyerang kami dengan rudal Grad dan senjata berat. Tapi kami mendesak maju karena kami tahu mereka pengkhianat," kata gerilyawan Abdul Salam. (S008/K004)
Sejumlah demonstran ditempatkan di luar kompleks Harouge Oil Operations, di barak militer, pos polisi dan di jalan masuk ke tempat kediaman di dekatnya, seorang wartawan AFP melaporkan.
"Muamar, engkau keledai," teriak ratusan demonstran yang berkerumum di luar jalan masuk ke kompleks kediaman itu, memperolok pemimpin Libya tersebut.
"Kami telah merebut barak mereka. Tempat kediaman itu telah disisir sekarang untuk sisa (pasukan Gaddafi)," kata gerilyawan demonstran Suleh Sultan.
Di luar barak, puluhan mobil diparkir di jalan ketika demonstran, yang maju ke kota itu dari timur, Jumat, melepaskan tembakan dalam perayaan itu.
"Mereka melarikan diri seperti kelinci. Ketika kami pada awalnya maju, mereka menyerang kami dengan rudal Grad dan senjata berat. Tapi kami mendesak maju karena kami tahu mereka pengkhianat," kata gerilyawan Abdul Salam. (S008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: