Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak generasi muda Indonesia untuk tidak henti-hentinya berbicara tentang kebinekaan dan persatuan, yang semangatnya pertama kali dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Dia meminta semangat bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu yaitu Indonesia, yang digelorakan para pemuda nusantara 93 tahun lalu, juga menjadi "spirit" kaum muda bangsa saat ini.

"Semangat 'api' Sumpah Pemuda tidak boleh padam, bahkan tidak boleh meredup sedikit pun. Untuk itu, generasi muda penerus masa depan bangsa, jangan pernah bosan untuk berbicara tentang kebinekaan dan persatuan," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Puan apresiasi Presiden terkait harga tes PCR

Hal itu dikatakannya terkait momen peringatan 93 Tahun Sumpah Pemuda, Kamis.

Puan mengatakan, ketika bangsa Indonesia berhenti bicara tentang kebinekaan yang menjadi sumber kekuatan dalam persatuan, maka pada saat itu tunas-tunas perpecahan mulai tumbuh.

Namun sebaliknya menurut dia, saat bangsa Indonesia terus merawat persatuan, maka Indonesia bisa akan terus maju.

Dia mengatakan, keberagaman di Indonesia justru menjadi sumber kekuatan dan persatuan, bukan perpecahan.

“Kebinekaan di Indonesia kita lihat sebagai berkah, bukan sumber sumpah serapah," ujarnya.

Puan menjelaskan, DPR sebagai representasi keterwakilan rakyat, akan jeli melihat setiap tantangan dalam upaya merawat persatuan Indonesia.

Dia menegaskan bahwa DPR akan menjadi garda utama penjaga api semangat nasionalisme dan persatuan, dengan terus konsisten menyuarakan aspirasi-aspirasi rakyat dari Sabang sampai Merauke.

Karena menurut dia, seperti kata Bung Karno, bahwa sejak awal ingin mendirikan suatu negara semua buat semua.

"Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, tetapi semua buat semua. Kita mendirikan satu negara kebangsaan Indonesia," kata Puan.

Baca juga: DPR RI apresiasi kolaborasi program kartu prakerja dengan pemda
Baca juga: Demi petani dan kedaulatan pangan RI, Belarus pun dijajaki