Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arsjad Rasyid mengatakan digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diharapkan dapat meningkatkan penyaluran kredit ekonomi secara langsung maupun tidak langsung.

“Solusi yang diberikan kepada UMKM berkat digitalisasi diharapkan dapat membantu UMKM membiayai usahanya. Ini menciptakan peluang lebih lanjut bagi mereka yang memanfaatkan dana tersebut, contohnya untuk meningkatkan ekspansi bisnis atau produktivitas bisnis,” ujar dia dalam webinar, Jakarta, Rabu.

Berdasarkan penelitian dari perusahaan konsultan Daya Qarsa, lanjutnya, ditemukan bahwa UMKM masih memiliki masalah menantang untuk mencapai produktifitas yang maksimal. Salah satu tantangan yang paling penting ialah, terang dia, dari sisi permodalan atau pembiayaan.

Baca juga: Literasi dorong UMKM adopsi digital dan ekonomi nasional

Dalam memperoleh pendanaan, dikatakan Daya Qarsa menemukan lebih dari seperempat UMKM mengeluhkan persyaratan agunan pinjaman perbankan dan proses pendaftaran yang rumit menjadi kendala utama. Sehingga, menyebabkan UMKM kesulitan memperoleh pendanaan sehingga berdampak negatif terhadap kinerja bisnis sektor tersebut.

Dia menilai ini sejalan dengan temuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait kesenjangan keuangan di Indonesia yang mencapai 165 miliar dolar AS pada tahun 2020 yang lalu.

Hal ini terjadi karena sekitar 70 persen UMKM belum mendapatkan dukungan pembiayaan dari perbankan maupun lembaga keuangan lainnya.

“Meski begitu, tantangan UMKM untuk mendapatkan pembiayaan dapat diminimailisir dengan digitalisasi proses pembiayaan UMKM. Masalah agunan dan proses pendaftaran yang rumit dapat diatasi dengan menggunakan platform pembiayaan online digital,” utaranya.

Baca juga: AFPI, AFTECH dan KADIN dukung Polri tindak tegas pinjol ilegal

Lebih lanjut, dinyatakan platform pembiayaan online digital terutama peer to peer (P2P) lending menawarkan berbagai macam produk pendanaan yang sebagian besar tanpa agunan dengan mengandalkan proses penilaian kredit digital atau digital credit scoring.

Adapun proses pendaftaran yang rumit juga dianggap dapat teratasi dengan platform pembiayaan online digital yang memungkinkan proses administrasi dilakukan sepenuhnya secara online dan lebih efisien.