"Tentunya unsur TNI-Polri telah siap untuk rencana perbantuan. Rencananya dari unsur TNI juga akan mengerahkan satu KRI untuk membantu dan menguatkan proses pencarian KM Liberty 1," kata Kepala Kantor Basarnas Bali Gede Darmada dalam siaran persnya di Denpasar, Bali, Rabu malam.
Ia mengatakan hingga saat ini Basarnas Bali telah melanjutkan kembali pencarian terhadap 9 orang ABK yang masih dinyatakan hilang pada Rabu pagi, (27/10) sekira pukul 06.00.
Upaya pencarian dengan mengerahkan Kapal Negara (KN) SAR Arjuna 229 dilakukan dari Pelabuhan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur menuju search area tenggelamnya KM Liberty 1 yaitu di perairan utara Bali.
"Benar pencarian hingga sore hari ini kami maksimalkan dengan pengerahan satu unit RIB dari Pelabuhan Celukan Bawang. Sebelumnya sudah ada KN SAR Arjuna 229 untuk menyisir dari arah utara yaitu perairan Sapeken menuju arah selatan Buleleng. Namun cuaca di lokasi sempat hujan lebat menyebabkan jarak pandang tim rescue menjadi tidak maksimal," katanya.
Sesuai dengan perhitungan SAR Maps yang sudah dikalkulasi melalui aplikasi dan sistem kemungkinan besar korban sudah terbawa arus menuju arah barat dan barat laut. Pencarian akan diperluas sampai utara bali bagian barat.
Sementara itu, berdasarkan informasi terkini dari 9 orang ABK, beberapa korban hanya mengenakan alat apung seadanya seperti drum dan alat apung lainnya dan sisanya menggunakan life jacket.
"Hal ini juga menjadi kendala bagi kami, karena korban tidak berkumpul di satu titik atau di atas liferaft. Sehingga ada kemungkinan terjadi tebaran dari 9 korban ini yang arahnya tidak bisa kita prediksi," ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa pencarian akan dioptimalkan hingga dua sampai tiga hari ke depan sesuai dengan SOP Basarnas.
Sebelumnya, diketahui bahwa KM Liberty 1 lepas sandar dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada Jumat, (22/10) pukul 00.07 WIB dini hari menuju Reo Flores NTT. Namun pada Sabtu, (23/10) pukul 22.07 Wita kapal yang berjenis cargo ini tenggelam karena dihantam badai di perairan utara Bali.