BKPM-BPS Kerja Sama Pertukaran Data Investasi
4 Maret 2011 12:48 WIB
Kepala BPS Rusman Heriawan dan Kepala BKPM Gita Wirjawan berjalan usai penandatanganan kesepahaman bersama antara BKPM dan BPS di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (4/3). (ANTARA/Rosa Panggabean)
Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Badan Pusat Statistik (BPS) sepakat bekerja sama melakukan pertukaran data dan informasi statistik penanaman modal.
"Kerja sama ini untuk membangun statistik penanaman modal yang handal, akurat, efektif dan efisien. Semangatnya untuk meningkatkan koordinasi sinergi, efisiensi transparansi dan akuntabilitas," kata Kepala BKPM Gita Wirjawan di sela penandatangan MoU di Gedung BKPM, Jakarta, Jumat.
Menurut Gita, ruang lingkup kerja sama ini meliputi pemetaan konsep statistik, evaluasi data dan informasi, peningkatan sumber daya manusia di bidang statistik penanaman modal.
Saat ini terdapat empat jenis data statistik kegiatan penanaman modal yaitu Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dari statistik Produk Domestik Bruto (PDB) yang disusun BPS.
Selanjutnya, perkembangan rencana dan realisasi penanaman modal yang disusun BKPM, foreign direct investment (investasi langsung) bagian dari statistik neraca pembayaran yang disusun oleh Bank Indonesia.
Statistik kegiatan investasi portofolio yang disusun Bursa Efek Indonesia, dan statistik kegiatan penanaman modal dari sudut tertentu sesuai dengan fungsi yang diemban masing-masing lembaga.
"Upaya menselaraskan data realisasi investasi dengan PMTB telah mulai dilakukan BKPM dengan mengganti statistik realisasi penanaman modal yang semula bersumber dari Izin Usaha menjadi data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM)," ujar Gita.
Sementara itu, Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan, BPS sangat membutuhkan data BKPM untuk penyusunan informasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) periode triwulanan maupun tahunan.
Data BKPM tersebut, juga sebagai bahan penyusunan PMTB untung penghitungan komponen PDB.
Ia menambahkan, kerja sama ini juga dapat menjadi ukuran kualitas PMTB dikaitkan dengan investasi, baik yang dilakukan pemerintah maupun investasi swasta.
Menurut catatan, pada 2011 BKPM menargetkan investasi masuk hingga Rp240 triliun, meningkat 15 persen dibanding realisasi investasi 2010.
(R017)
"Kerja sama ini untuk membangun statistik penanaman modal yang handal, akurat, efektif dan efisien. Semangatnya untuk meningkatkan koordinasi sinergi, efisiensi transparansi dan akuntabilitas," kata Kepala BKPM Gita Wirjawan di sela penandatangan MoU di Gedung BKPM, Jakarta, Jumat.
Menurut Gita, ruang lingkup kerja sama ini meliputi pemetaan konsep statistik, evaluasi data dan informasi, peningkatan sumber daya manusia di bidang statistik penanaman modal.
Saat ini terdapat empat jenis data statistik kegiatan penanaman modal yaitu Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dari statistik Produk Domestik Bruto (PDB) yang disusun BPS.
Selanjutnya, perkembangan rencana dan realisasi penanaman modal yang disusun BKPM, foreign direct investment (investasi langsung) bagian dari statistik neraca pembayaran yang disusun oleh Bank Indonesia.
Statistik kegiatan investasi portofolio yang disusun Bursa Efek Indonesia, dan statistik kegiatan penanaman modal dari sudut tertentu sesuai dengan fungsi yang diemban masing-masing lembaga.
"Upaya menselaraskan data realisasi investasi dengan PMTB telah mulai dilakukan BKPM dengan mengganti statistik realisasi penanaman modal yang semula bersumber dari Izin Usaha menjadi data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM)," ujar Gita.
Sementara itu, Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan, BPS sangat membutuhkan data BKPM untuk penyusunan informasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) periode triwulanan maupun tahunan.
Data BKPM tersebut, juga sebagai bahan penyusunan PMTB untung penghitungan komponen PDB.
Ia menambahkan, kerja sama ini juga dapat menjadi ukuran kualitas PMTB dikaitkan dengan investasi, baik yang dilakukan pemerintah maupun investasi swasta.
Menurut catatan, pada 2011 BKPM menargetkan investasi masuk hingga Rp240 triliun, meningkat 15 persen dibanding realisasi investasi 2010.
(R017)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011
Tags: