Kementerian ESDM beri pelatihan instalasi PLTS atap kepada mahasiswa
27 Oktober 2021 18:03 WIB
Mahasiswa belajar instalasi PLTS atap di PT Surya Energi Indotama yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. (ANTARA/HO-Kementerian ESDM)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memberikan pelatihan kepada mahasiswa yang menjadi peserta program Kampus Merdeka terkait instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di Bandung, Jawa Barat.
"Mereka diajak praktik langsung memasang modul fotovoltaik, sehingga diharapkan mampu mempratikkan proses instalasi dan komisioning PLTS atap dengan menerapkan ilmu yang telah didapatkan pada pembelajaran sebelumnya," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu. Pada Agustus lalu, pemerintah meluncurkan Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) merupakan studi independen yang disiapkan oleh Kementerian ESDM untuk diimplementasikan pada Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kementerian Ristek.
Program itu bertujuan menyiapkan mahasiswa sebagai aktivis energi bersih melalui pembekalan dan pemberian pengalaman yang diperuntukkan bagi mahasiswa eksakta yang ingin mendapatkan 10 hingga 20 SKS dalam satu semester dengan mengikuti tiga bulan kurus dan tiga bulan proyek tim. Saat ini, para mahasiswa itu telah memasuki pembelajaran pekan kesembilan. Mereka didampingi para mentor dan teknisi dalam mempelajari teoritikal dan teknikal terkait instalasi PLTS atap di PT Surya Energi Indotama yang merupakan anak usaha PT Len Industri (Persero).
"Kami menyambut baik kegiatan ini dengan praktik langsung PLTS mulai pemasangan hingga komisioning. Kami berharap mereka menjadi generasi pionir dalam pengembangan PLTS di Indonesia," kata Digital Marketing Leader LenSOLAR Surya Energi Indotama Dyla Nadia Pratiwi. Dia menambahkan ada kabar baik terkait penyediaan PLTS di daerah Bandung dan sekitarnya, karena pemerintah setempat telah mewajibkan industri untuk menggunakan PLTS dalam memenuhi kebutuhan listrik mereka.
Sejauh ini, Surya Energi Indotama telah memasang 22 megawatt peak (MWp) PLTS on grid, 5,7 MWp PLTS off grid, 3,7 MWp PLTS hybrid, 2,3 MWp power tower BTS, 11.000 tiang penerangan jalan umum, dan lebih dari 2 MWp aplikasi fotovoltaik lainnya. Selain mengenal produk serta jasa yang disediakan perusahaan, para mahasiswa itu juga dijelaskan mengenai skema bisnis yang ditawarkan oleh Surya Energi Indotama untuk menarik minat masyarakat agar menggunakan PLTS.
Setelah melakukan kunjungan ke perusahaan PLTS, mereka juga dibekali dengan problem handling PLTS atap yang umumnya terjadi pada instalasi PLTS. "Ada beberapa problem yang terjadi pada instalasi PLTS mulai dari kerusakan modul, kebakaran, retak, korsleting listrik dan lainnya. Ini harus menjadi perhatian utama karena terkait benar dengan keselamatan kerja di PLTS Atap," ujar Ahli Madya Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia KEBTKE Kementerian ESDM Ahmad Khulaemi.
Sebanyak 30 mahasiswa mengikuti praktik instalasi PLTS atap. Mereka berasal dari 21 universitas di Indonesia dengan jurusan beragam. Setelah lulus dari program Gerilya mereka diharapkan dapat berkontribusi nyata dalam mendorong terwujudnya target bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada 2023. Kementerian ESDM memproyeksikan Indonesia memiliki potensi sekitar 32.000 megawatt energi yang bersumber dari PLTS atap, namun kapasitas terpasang listrik surya atap saat ini hanya sebesar 31 megawatt.
Pemerintah sedang menyempurnakan regulasi PLTS atap agar bisa menarik minat masyarakat dan industri untuk menggunakan listrik bersih tersebut.
Baca juga: Pemerintah akomodasi kebutuhan industri dan komersial pasang PLTS atap
Baca juga: Pemerintah terbitkan regulasi terbaru dorong pengembangan PLTS atap
Baca juga: Pemerintah libatkan generasi muda capai target energi baru terbarukan
"Mereka diajak praktik langsung memasang modul fotovoltaik, sehingga diharapkan mampu mempratikkan proses instalasi dan komisioning PLTS atap dengan menerapkan ilmu yang telah didapatkan pada pembelajaran sebelumnya," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu. Pada Agustus lalu, pemerintah meluncurkan Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) merupakan studi independen yang disiapkan oleh Kementerian ESDM untuk diimplementasikan pada Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kementerian Ristek.
Program itu bertujuan menyiapkan mahasiswa sebagai aktivis energi bersih melalui pembekalan dan pemberian pengalaman yang diperuntukkan bagi mahasiswa eksakta yang ingin mendapatkan 10 hingga 20 SKS dalam satu semester dengan mengikuti tiga bulan kurus dan tiga bulan proyek tim. Saat ini, para mahasiswa itu telah memasuki pembelajaran pekan kesembilan. Mereka didampingi para mentor dan teknisi dalam mempelajari teoritikal dan teknikal terkait instalasi PLTS atap di PT Surya Energi Indotama yang merupakan anak usaha PT Len Industri (Persero).
"Kami menyambut baik kegiatan ini dengan praktik langsung PLTS mulai pemasangan hingga komisioning. Kami berharap mereka menjadi generasi pionir dalam pengembangan PLTS di Indonesia," kata Digital Marketing Leader LenSOLAR Surya Energi Indotama Dyla Nadia Pratiwi. Dia menambahkan ada kabar baik terkait penyediaan PLTS di daerah Bandung dan sekitarnya, karena pemerintah setempat telah mewajibkan industri untuk menggunakan PLTS dalam memenuhi kebutuhan listrik mereka.
Sejauh ini, Surya Energi Indotama telah memasang 22 megawatt peak (MWp) PLTS on grid, 5,7 MWp PLTS off grid, 3,7 MWp PLTS hybrid, 2,3 MWp power tower BTS, 11.000 tiang penerangan jalan umum, dan lebih dari 2 MWp aplikasi fotovoltaik lainnya. Selain mengenal produk serta jasa yang disediakan perusahaan, para mahasiswa itu juga dijelaskan mengenai skema bisnis yang ditawarkan oleh Surya Energi Indotama untuk menarik minat masyarakat agar menggunakan PLTS.
Setelah melakukan kunjungan ke perusahaan PLTS, mereka juga dibekali dengan problem handling PLTS atap yang umumnya terjadi pada instalasi PLTS. "Ada beberapa problem yang terjadi pada instalasi PLTS mulai dari kerusakan modul, kebakaran, retak, korsleting listrik dan lainnya. Ini harus menjadi perhatian utama karena terkait benar dengan keselamatan kerja di PLTS Atap," ujar Ahli Madya Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia KEBTKE Kementerian ESDM Ahmad Khulaemi.
Sebanyak 30 mahasiswa mengikuti praktik instalasi PLTS atap. Mereka berasal dari 21 universitas di Indonesia dengan jurusan beragam. Setelah lulus dari program Gerilya mereka diharapkan dapat berkontribusi nyata dalam mendorong terwujudnya target bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada 2023. Kementerian ESDM memproyeksikan Indonesia memiliki potensi sekitar 32.000 megawatt energi yang bersumber dari PLTS atap, namun kapasitas terpasang listrik surya atap saat ini hanya sebesar 31 megawatt.
Pemerintah sedang menyempurnakan regulasi PLTS atap agar bisa menarik minat masyarakat dan industri untuk menggunakan listrik bersih tersebut.
Baca juga: Pemerintah akomodasi kebutuhan industri dan komersial pasang PLTS atap
Baca juga: Pemerintah terbitkan regulasi terbaru dorong pengembangan PLTS atap
Baca juga: Pemerintah libatkan generasi muda capai target energi baru terbarukan
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: