Banjarmasin (ANTARA) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di Kalimantan Selatan sudah meluluskan 253 dokter gigi untuk memperkuat layanan kesehatan gigi dan mulut bagi masyarakat luas.

"Alhamdulillah hari ini Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) kembali meluluskan 30 orang, sehingga total 253 dokter gigi jebolan ULM," kata Rektor ULM Prof Sutarto Hadi di Banjarmasin, Rabu.

Kesehatan mulut dan gigi jadi masalah serius terutama di Kalsel mengingat daerah ini banyak anggota masyarakat yang mengalami kerusakan gigi.

Hal itu dipicu dari tingginya tingkat keasaman air sungai yang dikonsumsi masyarakat, sehingga menyebabkan PH sangat rendah yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan gigi.

Baca juga: Universitas Lambung Mangkurat cetak 20 dokter gigi selama pandemi

Baca juga: Maharani Laillyza Apriasari, Dekan termuda di ULM punya dua paten


"Makanya dari para dokter gigi inilah diharapkan masalah kesehatan gigi dan mulut dapat teratasi melalui berbagai temuan penelitian dan pengobatan yang diberikan," kata Sutarto.

Produktivitas FKG ULM menghasilkan lulusan dan tingginya daya serap alumni di dunia kerja juga diapresiasi rektor, dan berkontribusi terhadap kinerja universitas secara keseluruhan.

"Jadi semua lulusan FKG ULM sudah terserap di dunia kerja, semua fasilitas kesehatan membutuhkan mereka sebagai lulusan di perguruan tinggi negeri terbaik di Kalimantan yang terakreditasi A," tutur Sutarto.
Rektor ULM Prof Sutarto Hadi bersama para lulusan saat pengambilan sumpah dokter gigi angkatan ke-24. (ANTARA/Firman)


Sementara Dekan FKG ULM Dr. Drg. Maharani Laillyza Apriasari, Sp.PM bersyukur bisa menjaga produktifitas perkuliahan di masa pandemi COVID-19.

Bahkan pengambilan sumpah dokter gigi angkatan ke-24 kali ini merupakan terbanyak dari sebelum-sebelumnya.

"IPK juga semua rata-rata di atas 3,0 jadi sungguh capaian membanggakan bagi FKG ULM di tengah segala keterbatasan akibat pandemi," katanya di dampingi Wakil Dekan FKG ULM drg. Irham Taufiqurrahman.*

Baca juga: Pakar: Akselerasi vaksinasi percepat menuju endemi

Baca juga: Sarjana harus berpikir kreatif dan orisinal hadapi perubahan