Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Kantor Bahasa Jawa Tengah melakukan penyusunan kamus bahasa Jawa.

“Perbendaharaan kosakata dan istilah sebuah bahasa tertentu dapat dijadikan indikator atau tolok ukur perkembangan bahasa tersebut. Semakin banyak daya ungkap yang tercermin dalam kosakata atau istilah yang dimiliki sebuah bahasa, semakin baik pula kualitas dan eksistensinya,” ujar Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah, Ganjar Harimansyah, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Dia menambahkan upaya penambahan jumlah kosakata dan istilah yang mewakili daya ungkap yang dapat mewakili konsep objek tertentu, tindakan, dan unsur emotif menjadi sebuah keniscayaan.

Oleh karena itu, pihaknya melakukan penyusunan Kamus Budaya Jawa untuk mendukung program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

“Hal ini dikarenakan pentingnya kosakata budaya untuk disumbangkan menjadi lema dalam KBBI, tim melibatkan beberapa informan di lapangan untuk melakukan upaya pendefinisian secara spesifik terhadap kosakata-kosakata dan istilah budaya tersebut,” tambah dia.

Baca juga: Yogyakarta kembali gelar kompetisi bahasa dan sastra Jawa
Baca juga: Gandeng Balai Bahasa DIY, Bantul lestarikan sastra Indonesia-Jawa


Dalam penyusunan kamus, tim penyusun melakukan wawancara mendalam dengan para informan di lapangan untuk memperoleh data yang akurat dalam melakukan penyusunan Kamus Budaya Jawa.

Tim penyusun dari KKLP Perkamusan dan Peristilahan, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan berbagai pihak di wilayah Jawa Tengah untuk mengambil data di lapangan. Adapun informan yang diwawancarai adalah pelaku-pelaku budaya di Jawa Tengah dan dimungkinkan memiliki khazanah kosakata dan istilah budaya Jawa yang dapat menjadi bahan pengayaan kosakata dan istilah.

“Dengan kegiatan ini diharapkan dapat menyajikan kosakata budaya Jawa sebab kosakata budaya Jawa belum semua tergali. Serta melakukan upaya pengayaan kosakata budaya Jawa yang diharapkan dapat diusulkan menjadi bagian lema KBBI V sebab daya ungkap lema-lema budaya Jawa di KBBI masih terbatas,” terang dia.

Baca juga: Peminat Bahasa Jawa di China membeludak, kelas dibatasi
Baca juga: Menkominfo dan Gubernur DIY bahas rencana digitalisasi aksara Jawa
Baca juga: Pemkab Banyumas berupaya lestarikan bahasa Jawa dialek Banyumasan