Survei: Pemilih muda lihat perubahan iklim belum jadi perhatian partai
27 Oktober 2021 16:12 WIB
Tangkapan layar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparan virtual yang dipantau dari Jakarta pada Rabu (27/10/2021) (ANTARA/Prisca Triferna)
Jakarta (ANTARA) - Pemilih muda melihat masih minimnya perhatian partai politik di Indonesia terhadap perubahan iklim meski isu itu menjadi salah satu prioritas bagi generasi muda, demikian survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia dan Yayasan Indonesia Cerah.
"Secara umum responden anak muda menganggap partai-partai punya perhatian yang sangat kecil terhadap isu perubahan iklim, tidak sampai sepertiga," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparan virtual yang dipantau dari Jakarta pada Rabu.
Padahal, 82 persen responden survei nasional yang dilakukan terhadap 4.020 orang yang berusia 17-35 tahun itu mengatakan bahwa mereka mengetahui dan pernah mendengar istilah perubahan iklim.
Sekitar 52 persen mengaku sangat khawatir dengan isu kerusakan lingkungan dan 30 persen agar khawatir, menurut survei yang dilakukan pada 9-16 September 2021 dan menggunakan metode stratified multistage random sampling itu.
Isu lingkungan berada di posisi kedua setelah korupsi yang menjadi kekhawatiran generasi muda. Dalam survei yang mengambil responden di seluruh Indonesia itu, sekitar 64 persen responden mengaku sangat khawatir dan 21 persen agak khawatir terkait isu korupsi.
Baca juga: Survei temukan generasi muda prioritaskan isu lingkungan
Baca juga: KKP dan EcoNusa berkolaborasi adakan Gerakan Aksi Muda Jaga Iklim
Meski demikian, para responden melihat bahwa perhatian mayoritas partai politik di Indonesia terkait perubahan iklim masih sangat minim dan belum menjadikannya sebagai agenda politik.
Dari survei tersebut, responden menilai hampir semua partai hanya meraih di bawah lima persen untuk kategori sangat perhatian terhadap isu perubahan iklim.
Jika digabungkan dengan kategori cukup perhatian, maka terdapat sekitar 22 persen sampai 33 persen responden yang merasa partai politik menunjukkan prioritas perhatian untuk isu perubahan iklim.
"Anak muda merasa elit partai tidak memberikan atensi terkait dengan isu perubahan iklim atau lingkungan hidup secara umum," jelas Burhanuddin.
Terkait hasil survei tersebut, Direktur Eksekutif Yayasan Indonesia Cerah Adhityani Putri mengharapkan dapat menjadi dorongan bagi politisi dan pengambil kebijakan untuk menjadikan isu lingkungan dan perubahan iklim salah satu agenda utama.
Hal itu penting mengingat banyak pemilih milenial dan generasi Z akan berkontribusi dalam Pemilu 2024, dengan pada Pemilu 2019 terdapat 42 juta pemilih muda.
"Harapan kami, hasil survei ini dapat membuka mata para politisi dan pengambil kebijakan dan menjadi bukti bahwa krisis iklim perlu menjadi agenda politik utama di Indonesia sebagaimana krisis iklim menjadi isu politik di berbagai negara besar di dunia," kata Adhityani.
Baca juga: Menteri LHK: Generasi muda berperan sebagai agen perubahan lingkungan
Baca juga: Sejumlah anak muda sampaikan pernyataan sikap terkait krisis iklim
"Secara umum responden anak muda menganggap partai-partai punya perhatian yang sangat kecil terhadap isu perubahan iklim, tidak sampai sepertiga," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparan virtual yang dipantau dari Jakarta pada Rabu.
Padahal, 82 persen responden survei nasional yang dilakukan terhadap 4.020 orang yang berusia 17-35 tahun itu mengatakan bahwa mereka mengetahui dan pernah mendengar istilah perubahan iklim.
Sekitar 52 persen mengaku sangat khawatir dengan isu kerusakan lingkungan dan 30 persen agar khawatir, menurut survei yang dilakukan pada 9-16 September 2021 dan menggunakan metode stratified multistage random sampling itu.
Isu lingkungan berada di posisi kedua setelah korupsi yang menjadi kekhawatiran generasi muda. Dalam survei yang mengambil responden di seluruh Indonesia itu, sekitar 64 persen responden mengaku sangat khawatir dan 21 persen agak khawatir terkait isu korupsi.
Baca juga: Survei temukan generasi muda prioritaskan isu lingkungan
Baca juga: KKP dan EcoNusa berkolaborasi adakan Gerakan Aksi Muda Jaga Iklim
Meski demikian, para responden melihat bahwa perhatian mayoritas partai politik di Indonesia terkait perubahan iklim masih sangat minim dan belum menjadikannya sebagai agenda politik.
Dari survei tersebut, responden menilai hampir semua partai hanya meraih di bawah lima persen untuk kategori sangat perhatian terhadap isu perubahan iklim.
Jika digabungkan dengan kategori cukup perhatian, maka terdapat sekitar 22 persen sampai 33 persen responden yang merasa partai politik menunjukkan prioritas perhatian untuk isu perubahan iklim.
"Anak muda merasa elit partai tidak memberikan atensi terkait dengan isu perubahan iklim atau lingkungan hidup secara umum," jelas Burhanuddin.
Terkait hasil survei tersebut, Direktur Eksekutif Yayasan Indonesia Cerah Adhityani Putri mengharapkan dapat menjadi dorongan bagi politisi dan pengambil kebijakan untuk menjadikan isu lingkungan dan perubahan iklim salah satu agenda utama.
Hal itu penting mengingat banyak pemilih milenial dan generasi Z akan berkontribusi dalam Pemilu 2024, dengan pada Pemilu 2019 terdapat 42 juta pemilih muda.
"Harapan kami, hasil survei ini dapat membuka mata para politisi dan pengambil kebijakan dan menjadi bukti bahwa krisis iklim perlu menjadi agenda politik utama di Indonesia sebagaimana krisis iklim menjadi isu politik di berbagai negara besar di dunia," kata Adhityani.
Baca juga: Menteri LHK: Generasi muda berperan sebagai agen perubahan lingkungan
Baca juga: Sejumlah anak muda sampaikan pernyataan sikap terkait krisis iklim
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021
Tags: