Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan bahwa Uncertainty Avoidance Index (UAI) menunjukkan bahwa Indonesia memiliki toleransi yang tinggi apabila dibandingkan dengan rata-rata Asia dan dunia.

"Secara internasional, bangsa kita dinilai secara ilmiah bahwa Indonesia mempunyai toleransi yang tinggi," kata Hasto ketika menyampaikan pidato kunci dalam seminar nasional bertajuk "Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Membangun Keluarga Indonesia yang Berkarakter Pancasila" yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube BPIP RI, Rabu.

Uncertainty Avoidance Index adalah indeks yang mengukur tingkat kecemasan masyarakat ketika beraktivitas atau menghadapi ketidakpastian pada kehidupan sehari-hari di suatu negara. Indeks tersebut akan menunjukkan perbandingan tingkat kecemasan antara yang satu dengan yang lainnya.

Dalam negara dengan indeks yang rendah, masyarakat cenderung lebih nyaman untuk berinteraksi dengan berbagai jenis situasi, seperti ketika berjumpa dengan seseorang yang memiliki latar belakang berbeda, hingga berada di tengah masyarakat dengan kultur heterogen.

Baca juga: Peneliti: Tokoh lokal memengaruhi tingkat toleransi di berbagai kota

Baca juga: Wakil Ketua MPR: Tanamkan prinsip toleransi sejak dini


"Semakin tinggi indeksnya, menunjukkan toleransi (bermasyarakat, red.) yang rendah, dan semakin rendah indeksnya, maka semakin tinggi toleransinya,” tutur dia.

Nilai UAI Indonesia adalah 48, dengan indeks rata-rata Asia adalah 58 dan indeks rata-rata dunia adalah 64. Selain itu, nilai indeks individualisme Indonesia hanya sebesar 14 poin, dengan indeks individualisme rata-rata di Asia adalah 23 poin dan rata-rata dunia adalah 43 poin.

Poin tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki masyarakat yang bersifat kolektif dan didukung dengan tingkat toleransi yang tinggi.

"Kita adalah bangsa yang senang membangun kekeluargaan, bangsa yang senang bekerja sama, bangsa yang senang bermusyawarah, dan ini menjadi nilai-nilai luhur bangsa kita yang kemudian kita wujudkan di dalam Pancasila itu," ucap Hasto.

Ia meyakini bahwa Pancasila sebagai suatu ideologi merupakan muara dan titik temu dari berbagai perbedaan atau keanekaragaman dalam ranah pribadi, keluarga, maupun dalam ranah komunitas seperti etnis, agama, golongan, atau masyarakat. "Kita punya nilai-nilai yang sangat luhur di negara ini," ujar Hasto.