Realisasi investasi triwulan III-2021 capai Rp216,7 triliun
27 Oktober 2021 12:51 WIB
Dokumentasi - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (tengah) melakukan pertemuan dengan Chairman Foxconn Young Liu dan CEO Gogoro Horace Luke pada kunjungan kerja ke Taipei Jumat siang (22/10/2021) untuk menindaklanjuti minat investasi industri baterai listrik dan kendaraan listrik. (ANTARA/HO-Kementerian Investasi/BKPM/pri)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang triwulan III-2021 mencapai Rp216,7 triliun di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akibat melonjaknya kasus COVID-19.
Meski tercatat tumbuh 3,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy), namun capaian tersebut tercatat melambat 2,8 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (quarter-to-quarter/q-t-q).
"(Penurunan) lebih disebabkan karena memang selama tiga bulan ini kami bisa bekerja maksimal hanya 1,5 bulan. (Sisa) 1,5 bulannya kita tahu pandemi COVID-19 tapi kita tetap kerja terus, kita kawal perusahaan end-to-end, dan kita turunkan tim ke lapangan," kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam paparan kinerja triwulan III-2021 secara daring di Jakarta, Rabu.
Di sisi lain, Bahlil mengatakan tumbuhnya capaian realisasi investasi secara yoy mencerminkan bahwa kemungkinan pengusaha/investor kini telah beradaptasi dengan kondisi pandemi dan tetap percaya diri merealisasikan investasinya.
Secara rinci, total realisasi investasi itu berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang mencapai Rp113,5 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp103,2 triliun.
Bahlil menjelaskan, realisasi PMA sepanjang Juli-September turun secara q-t-q sebesar 11,6 persen, sementara secara yoy turun 2,7 persen.
"Memang PMA kita, pada saat PPKM, banyak tenaga ahli tidak bisa masuk karena protokol COVID dan arus barang masuk dari luar negeri juga sedikit terhambat karena pandemi," katanya.
Kendati realisasi PMA turun, di sisi lain, PMDN naik 6,8 persen secara q-t-q dan tumbuh 10,3 persen secara yoy.
Menurut Bahlil, ibarat gaya sepakbola ala klub asal Italia, Juventus, yang bertahan dan menyerang, maka begitu pulalah strategi menggaet investasi masuk ke Indonesia.
"Menggaet investasi di Indonesia selalu analogikan seperti Juventus, bertahan dan menyerang. Jadi pada saat penyerangan tidak bisa karena pandemi COVID, kita hajar dalam negeri. Tapi begitu longgar, kita hajar lagi untuk luar negeri," katanya.
Berdasarkan lokasi proyek, realisasi investasi triwulan III-2021 tersebar di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Riau dan Banten. Sementara Singapura, Hong Kong, Jepang, China dan Amerika Serikat tercatat jadi lima perekonomian yang paling banyak berinvestasi di Indonesia sepanjang triwulan III-2021.
Sebaran sektornya yaitu perumahan, kawasan industri dan perkantoran; transportasi, gudang dan telekomunikasi; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; pertambangan; dan jasa lainnya.
Ada pun secara kumulatif sepanjang Januari-September 2021, realisasi investasi mencapai R659,4 triliun atau mencapai 73,3 persen dari target yang ditetapkan Presiden Jokowi sebesar Rp900 triliun.
Sepanjang Januari-September 2021, realisasi PMA mencapai Rp331,7 triliun (50,3 persen) dan PMDN sebesar Rp327,7 triliun (49,7 persen). Proyek investasi tersebar paling banyak di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten dan Riau.
Sebaran realisasinya di sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; transportasi, gudang dan telekomunikasi; listrik, gas dan air; serta pertambangan.
Sedangkan Singapura, Hong Kong, China, Jepang dan Belanda jadi lima perekonomian teratas asal investasi asing.
Baca juga: BKPM: Pandemi adalah peluang di tengah tantangan
Baca juga: Bahlil sebut Eropa mulai jadikan RI tujuan investasi alternatif
Baca juga: KKP-BKPM bidik investasi sektor kelautan dan perikanan di Maluku
Baca juga: Kemenparekraf-BKPM tandatangani MoU investasi di sektor parekraf
Meski tercatat tumbuh 3,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy), namun capaian tersebut tercatat melambat 2,8 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (quarter-to-quarter/q-t-q).
"(Penurunan) lebih disebabkan karena memang selama tiga bulan ini kami bisa bekerja maksimal hanya 1,5 bulan. (Sisa) 1,5 bulannya kita tahu pandemi COVID-19 tapi kita tetap kerja terus, kita kawal perusahaan end-to-end, dan kita turunkan tim ke lapangan," kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam paparan kinerja triwulan III-2021 secara daring di Jakarta, Rabu.
Di sisi lain, Bahlil mengatakan tumbuhnya capaian realisasi investasi secara yoy mencerminkan bahwa kemungkinan pengusaha/investor kini telah beradaptasi dengan kondisi pandemi dan tetap percaya diri merealisasikan investasinya.
Secara rinci, total realisasi investasi itu berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang mencapai Rp113,5 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp103,2 triliun.
Bahlil menjelaskan, realisasi PMA sepanjang Juli-September turun secara q-t-q sebesar 11,6 persen, sementara secara yoy turun 2,7 persen.
"Memang PMA kita, pada saat PPKM, banyak tenaga ahli tidak bisa masuk karena protokol COVID dan arus barang masuk dari luar negeri juga sedikit terhambat karena pandemi," katanya.
Kendati realisasi PMA turun, di sisi lain, PMDN naik 6,8 persen secara q-t-q dan tumbuh 10,3 persen secara yoy.
Menurut Bahlil, ibarat gaya sepakbola ala klub asal Italia, Juventus, yang bertahan dan menyerang, maka begitu pulalah strategi menggaet investasi masuk ke Indonesia.
"Menggaet investasi di Indonesia selalu analogikan seperti Juventus, bertahan dan menyerang. Jadi pada saat penyerangan tidak bisa karena pandemi COVID, kita hajar dalam negeri. Tapi begitu longgar, kita hajar lagi untuk luar negeri," katanya.
Berdasarkan lokasi proyek, realisasi investasi triwulan III-2021 tersebar di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Riau dan Banten. Sementara Singapura, Hong Kong, Jepang, China dan Amerika Serikat tercatat jadi lima perekonomian yang paling banyak berinvestasi di Indonesia sepanjang triwulan III-2021.
Sebaran sektornya yaitu perumahan, kawasan industri dan perkantoran; transportasi, gudang dan telekomunikasi; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; pertambangan; dan jasa lainnya.
Ada pun secara kumulatif sepanjang Januari-September 2021, realisasi investasi mencapai R659,4 triliun atau mencapai 73,3 persen dari target yang ditetapkan Presiden Jokowi sebesar Rp900 triliun.
Sepanjang Januari-September 2021, realisasi PMA mencapai Rp331,7 triliun (50,3 persen) dan PMDN sebesar Rp327,7 triliun (49,7 persen). Proyek investasi tersebar paling banyak di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten dan Riau.
Sebaran realisasinya di sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; transportasi, gudang dan telekomunikasi; listrik, gas dan air; serta pertambangan.
Sedangkan Singapura, Hong Kong, China, Jepang dan Belanda jadi lima perekonomian teratas asal investasi asing.
Baca juga: BKPM: Pandemi adalah peluang di tengah tantangan
Baca juga: Bahlil sebut Eropa mulai jadikan RI tujuan investasi alternatif
Baca juga: KKP-BKPM bidik investasi sektor kelautan dan perikanan di Maluku
Baca juga: Kemenparekraf-BKPM tandatangani MoU investasi di sektor parekraf
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021
Tags: