Ambon (ANTARA) - Pulau Keffing di Kecamatan Seram Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku memiliki potensi makroalga atau rumput laut sebanyak 628 jenis dari 8.000 jenis makroalga yang pernah ditemukan di seluruh dunia.

"Seram Timur, khususnya Pulau Keffing memiliki tidak kurang dari 628 jenis makroalga dari 8.000 jenis makroalga yang pernah ditemukan di seluruh dunia," kata Perekayasa (Inovator) Ahli Madya Pusat Riset Laut Dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Daniel D Pelasula di Ambon, Selasa.

Ia mengatakan sebagai salah satu kawasan penghasil ikan di Kecamatan Seram Timur, Pulau Keffing memiliki kekayaan sumber daya hayati makroalga, alga atau jenis rumput laut berbentuk dan berukuran makroskopik, dengan jumlah total mencapai 628 jenis.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 2018, rumput laut di sana diklasifikasikan dalam tiga jenis, yakni Chlorophyta atau Prasinophyta (alga hijau), Rhodophyta (alga merah) dan Phaeophyta (alga coklat).

Jenis alga hijau yang ditemukan cukup beragam di antaranya adalah Halimeda macroloba, Halimeda borneensis, Caulerpa lentillifera, Caulerpa sertulariodes, Caulerpa racemosa, Bornetella oligospora dan Chaetomorpha crassa.

Baca juga: Eliza Kissya, Maestro lingkungan dari Negeri Haruku

Baca juga: Kemenko targetkan "seaweed estate" di Maluku Tenggara beroperasi 2022

Kemudian alga merah, antara lain Gracilaria arcuata, Achanthopora muscoides, Gracilaria salicornia, Hypnophycus flagelliformis (Greville ex J.Agardh), Hypnea charoides JVLamouroux dan Amphiroa fraglisima.

Sedangkan jenis alga coklat yang paling banyak ditemukan adalah Padina australis. Alga ini mengandung senyawa beta karoten, diadinoksantin, diatoksantin, fukosantin, klorofil a dan klorofil c, serta fenol dan turunannya, flavonoid. Senyawa fukosantin dalam alga Padina australis diketahui memiliki aktivitas sebagai sitotoksik atau antikanker, sementara senyawa fenol dan turunannya sebagai antibakteri dan antioksidan.

"Makroalga di Pulau Keffing dimanfaatkan sebagai makanan dan secara tradisional digunakan sebagai obat-obatan oleh warga, khususnya yang tinggal di wilayah pesisir," ucap dia.

Dikatakannya lagi, alga merupakan organisme produser yang memberikan sumbangan berarti bagi kehidupan hewan akuatik, terutama organisme-organisme herbivora di perairan laut, karena menyediakan karbonat dan memperkokoh substrat dasar yang bermanfaat bagi stabilitas dan kelanjutan keberadaan terumbu karang.

"Potensi sumber daya makroalga yang dimiliki Pulau Keffing bisa lebih dikembangkan lagi untuk menunjang kebutuhan hidup manusia sebagai bahan pangan dan industri," ujar Daniel.

Baca juga: Menteri KKP dukung pembangunan lumbung rumput laut di Maluku Tenggara

Baca juga: Cerita rumput laut dari Negeri Nuruwe