Unair siapkan tim relawan kebencanaan berstandar internasional
26 Oktober 2021 15:30 WIB
Penjaringan relawan medis untuk kebencanaan atau Emergency Medical Team (EMT) yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. (ANTARA/HO-Humas FK Unair)
Surabaya (ANTARA) - Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya menyiapkan tim relawan medis untuk kebencanaan berstandar internasional atau "Emergency Medical Team" (EMT).
Ketua Departemen Anestesi dan Reanimasi FK Unair dr. Bambang Pujo Semedi, SpAn.KIC dalam keterangannya di Surabaya, Selasa, menyampaikan di Indonesia masalah kebencanaan banyak dan bisa terjadi kapan saja.
Karenanya, kata dia, diperlukan tim relawan kebencanaan yang terlatih, yang jika dibutuhkan sudah siap terjun langsung ke lapangan.
"Ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat kami. Kami tidak menyangka antusiasme calon relawan sangat tinggi. Satu pekan pendaftaran dibuka, sudah sebanyak ini pendaftarnya," ujarnya.
Para calon relawan ini datang dari berbagai daerah di Indonesia dan tentu akan menguntungkan ke depannya karena tim relawan dari daerah bencana bisa terjun langsung.
Bambang mengatakan calon relawan ini juga memiliki latar belakang multidisiplin yang berbeda. Bukan hanya relawan medis, namun juga ada relawan non-medis, baik yang berpengalaman maupun belum.
Baca juga: BPBD libatkan ratusan relawan untuk evakuasi warga korban longsor
Baca juga: Unair berangkatkan relawan rumah sakit terapung ke NTT
Para calon relawan EMT FK Unair ini akan menjalani pelatihan selama tiga pekan untuk menyiapkan mereka menjadi relawan yang terstandar.
Terdapat 10 materi yang akan diberikan dengan pemateri tidak dari FK UNAIR saja, namun juga dari berbagai Lembaga berpengalaman.
Ketua Unit Bantuan Bencana Alam FK Unair dr. Soni Sunarso S,SpAn.FIPM. KMN menambahkan pelatihan ini dimaksudkan untuk menyiapkan relawan-relawan kebencanaan dari FK Unair yang terstandar internasional dan diakui oleh WHO.
"Sehingga harapan kami, relawan ini siap terjun membantu ke daerah kebencanaan. Tidak hanya di Indonesia, tapi jika bisa hingga ke luar negeri," ucapnya.
Pelatihan Sesi Pertama (EMT Training 1) sudah dilaksanakan Sabtu (23/10), dengan menghadirkan tiga pemateri, yakni Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dr. dr. Eka Jusuf Singka, M.Sc., Bige Agus Wahjuono, S.E dari BPPD Provinsi Jatim dan dr. M. Hardian Basuki, Sp.OT(K) yang berpengalaman sebagai dokter relawan kebencanaan.
"Di EMT Training 1 ini kami ingin relawan memahami bagaimana sistem kebencanaan dijalankan dari lintas sektor, mulai dari pusat hingga daerah. Di awal ini kami ingin menunjukkan kepada relawan bahwa penanganan bencana tidak bisa dilakukan sendirian. Namun diperlukan koordinasi yang baik dari lintas sektor," kata Soni.
Training EMT kedua dan ketiga akan dilaksanakan beruntun, dua pekan ke depan yakni 30 Oktober 2021 dan dilanjutkan 6 November 2021.
Setelah pelatihan usai, calon relawan yang berkualifikasi akan mengikuti deklarasi dan resmi menjadi relawan EMT FK Unair.
Baca juga: Rekomendasi "GEBRAK COVID-19" guru besar FK Unair diapresiasi Menkes
Baca juga: Alumni FK Unair luncurkan RS Terapung
Ketua Departemen Anestesi dan Reanimasi FK Unair dr. Bambang Pujo Semedi, SpAn.KIC dalam keterangannya di Surabaya, Selasa, menyampaikan di Indonesia masalah kebencanaan banyak dan bisa terjadi kapan saja.
Karenanya, kata dia, diperlukan tim relawan kebencanaan yang terlatih, yang jika dibutuhkan sudah siap terjun langsung ke lapangan.
"Ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat kami. Kami tidak menyangka antusiasme calon relawan sangat tinggi. Satu pekan pendaftaran dibuka, sudah sebanyak ini pendaftarnya," ujarnya.
Para calon relawan ini datang dari berbagai daerah di Indonesia dan tentu akan menguntungkan ke depannya karena tim relawan dari daerah bencana bisa terjun langsung.
Bambang mengatakan calon relawan ini juga memiliki latar belakang multidisiplin yang berbeda. Bukan hanya relawan medis, namun juga ada relawan non-medis, baik yang berpengalaman maupun belum.
Baca juga: BPBD libatkan ratusan relawan untuk evakuasi warga korban longsor
Baca juga: Unair berangkatkan relawan rumah sakit terapung ke NTT
Para calon relawan EMT FK Unair ini akan menjalani pelatihan selama tiga pekan untuk menyiapkan mereka menjadi relawan yang terstandar.
Terdapat 10 materi yang akan diberikan dengan pemateri tidak dari FK UNAIR saja, namun juga dari berbagai Lembaga berpengalaman.
Ketua Unit Bantuan Bencana Alam FK Unair dr. Soni Sunarso S,SpAn.FIPM. KMN menambahkan pelatihan ini dimaksudkan untuk menyiapkan relawan-relawan kebencanaan dari FK Unair yang terstandar internasional dan diakui oleh WHO.
"Sehingga harapan kami, relawan ini siap terjun membantu ke daerah kebencanaan. Tidak hanya di Indonesia, tapi jika bisa hingga ke luar negeri," ucapnya.
Pelatihan Sesi Pertama (EMT Training 1) sudah dilaksanakan Sabtu (23/10), dengan menghadirkan tiga pemateri, yakni Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dr. dr. Eka Jusuf Singka, M.Sc., Bige Agus Wahjuono, S.E dari BPPD Provinsi Jatim dan dr. M. Hardian Basuki, Sp.OT(K) yang berpengalaman sebagai dokter relawan kebencanaan.
"Di EMT Training 1 ini kami ingin relawan memahami bagaimana sistem kebencanaan dijalankan dari lintas sektor, mulai dari pusat hingga daerah. Di awal ini kami ingin menunjukkan kepada relawan bahwa penanganan bencana tidak bisa dilakukan sendirian. Namun diperlukan koordinasi yang baik dari lintas sektor," kata Soni.
Training EMT kedua dan ketiga akan dilaksanakan beruntun, dua pekan ke depan yakni 30 Oktober 2021 dan dilanjutkan 6 November 2021.
Setelah pelatihan usai, calon relawan yang berkualifikasi akan mengikuti deklarasi dan resmi menjadi relawan EMT FK Unair.
Baca juga: Rekomendasi "GEBRAK COVID-19" guru besar FK Unair diapresiasi Menkes
Baca juga: Alumni FK Unair luncurkan RS Terapung
Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021
Tags: