Emas Capai Rekor Baru 1.432,57 Dolar Per Troy Ons
2 Maret 2011 05:55 WIB
Petugas menunjukkan imitasi emas di Unit Bisnis Logam Mulia PT. Antam di Jakarta, Kamis (7/10). Harga emas sempat mencatat rekor baru di 1.356,50 dolar AS per ons pada perdagangan Kamis siang (7/10). Pelaku pasar membeli emas karena dolar Amerika mas
Washington (ANTARA News) - Harga emas mencapai rekor baru di 1.432,57 dolar Amerika Serikat per troy ons pada Selasa, karena kekhawatiran menyebar bahwa lonjakan harga minyak bisa memicu inflasi dan meredam pertumbuhan ekonomi.
Harga emas di London Bullion Market melonjak lebih dari 13 dolar AS per troy ons dari Senin melampaui rekor Desember lalu sebesar 1.431,25 dolar AS, sebelum jatuh sedikit menjadi sekitar 1.430,50 dolar AS pada 20.35 GMT, demikian AFP melaporkan.
Di New York Mercantile Exchange, harga emas pada kontrak untuk pengiriman April ditutup pada 1.431,20 dolar AS, juga merupakan rekor untuk pasar tersebut.
Lompatan harga itu muncul setelah harga minyak naik lagi karena kerusuhan Libya dan ketua Federal Reserve Ben Bernanke memperingatkan bahwa kenaikan harga minyak berkelanjutan berpotensi mengancam pertumbuhan ekonomi AS dan memicu bahaya kenaikan harga yang lebih luas.
"Kenaikan berkelanjutan dalam harga minyak dan komoditas lainnya akan memberikan ancaman untuk pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga keseluruhan," kata gubernur bank sentral dalam kesaksiannya di Kongres pada Selasa. (A026/K004)
Harga emas di London Bullion Market melonjak lebih dari 13 dolar AS per troy ons dari Senin melampaui rekor Desember lalu sebesar 1.431,25 dolar AS, sebelum jatuh sedikit menjadi sekitar 1.430,50 dolar AS pada 20.35 GMT, demikian AFP melaporkan.
Di New York Mercantile Exchange, harga emas pada kontrak untuk pengiriman April ditutup pada 1.431,20 dolar AS, juga merupakan rekor untuk pasar tersebut.
Lompatan harga itu muncul setelah harga minyak naik lagi karena kerusuhan Libya dan ketua Federal Reserve Ben Bernanke memperingatkan bahwa kenaikan harga minyak berkelanjutan berpotensi mengancam pertumbuhan ekonomi AS dan memicu bahaya kenaikan harga yang lebih luas.
"Kenaikan berkelanjutan dalam harga minyak dan komoditas lainnya akan memberikan ancaman untuk pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga keseluruhan," kata gubernur bank sentral dalam kesaksiannya di Kongres pada Selasa. (A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: