Jakarta (ANTARA News) - Berangkat dari kesadaran akan pentingnya broadband untuk mengakselerasi pembangunan nasional, telah dibentuk suatu koalisi yang diberi nama Indonesia Group Against Digital Divide (IGADD) di tahun 2007 oleh The Habibie Center, Institut Teknologi Bandung dan Digital Divide Institute (USA).

"Tujuan utama dari dibentuknya IGADD adalah untuk memberantas kesenjangan digital di Indonesia dan mendorong penetrasi broadband secara merata ke seluruh populasi, " demikian keterangan tertulis IGADD di Jakarta, Selasa.

IGADD kemudian memperkenalkan konsep meaningful broadband, dimana broadband akan memberikan manfaat maksimum jika memenuhi tiga unsur, yaitu tepat guna (useable), harganya terjangkau (affordable), dan mampu memberdayakan (empowering).

"Kajian tentang meaningful broadband kemudian dituangkan oleh IGADD dalam Meaningful Broadband Report, yang sekaligus dimaksudkan sebagai saran atau rekomendasi kebijakan bagi para pembuat kebijakan," katanya.

Dalam perjalanannya sejak dibentuk pada 24 Juli 2007, IGADD telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai regulator, Mastel, dan Forum Rektor Indonesia.

Salah satu hal penting yang ingin didorong oleh IGADD adalah terciptanya public-private partnership, sehingga dapat mendorong perkembangan broadband di Indonesia. Untuk mendukung hal itu, IGADD juga pernah bekerjasama dengan Nokia Siemens Networks yang bergerak di bidang infrastruktur broadband serta Bank Rakyat Indonesia yang bergerak di bidang perbankan yang menyediakan kredit mikro.

Dalam Meaningful Broadband Report, IGADD mencoba melihat dampak perkembangan broadband dari berbagai disiplin ilmu, salah satunya dari sisi ekonomi.

Untuk itulah IGADD menjalin kerjasama dengan Universitas Indonesia (UI) seperti tertuang dalam MoU yang ditandatangani pada Selasa, 1 Maret 2011, oleh Dr Ing Ilham A Habibie, MBA selaku Ketua IGADD—sekaligus Ketua Institut Demokratisasi Sains dan Teknologi The Habibie Center dan Prof Dr der Soz Gumilar Rusliwa Somantri selaku Rektor UI.

Melalui penandatanganan MoU ini diharapkan Universitas Indonesia, sebagai salah satu universitas terbaik di negeri ini, dapat memperkaya wawasan dan memberikan masukan dalam perumusan model broadband, terutama dalam aspek ekonomi.

Kedua pihak juga sepakat untuk bersama-sama mendukung penyebaran broadband yang luas dan merata untuk semua, serta mendorong pemanfaatannya bagi seluruh masyarakat. Kajian yang dihasilkan nantinya akan disampaikan kepada seluruh pemangku kepentingan di tanah air dan di luar negeri.

Dalam MoU itu juga disebutkan bahwa IGADD akan memfasilitasi kerjasama dengan pihak lain yang memiliki visi yang sama, sementara UI akan secara aktif menyelenggarakan diskusi-diskusi tentang perumusan dan implementasi meaningful broadband dengan melibatkan banyak pihak terkait.

Melalui kerjasama ini, diharapkan konsep meaningful broadband dan tinjauan ekonominya dapat memberi manfaat bagi seluruh pihak, sekaligus mendorong terciptanya knowledge-based economy di Indonesia.(*)

(R009/K004)