Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menunjuk Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Swiss, Joko Susilo, untuk melakukan komunikasi dengan asosiasi sepakbola internasional (FIFA) terkait dengan kemelut yang terjadi menjelang Kongres Empat Tahunan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Andi Mallarangeng, di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa salah satu pertimbanngan dipilihnya Dubes Indonesia untuk Swiss, karena lokasi FIFA berada di kota Zurich, Swiss.
"Kami telah menelpon pada Dubes, dan telah mengirim bahan-bahan yang diperlukan untuk melakukan penjelasan," katanya saat dikonfirmasi.
Menurut dia, jika FIFA meminta penjelasan langsung dari Menpora maupun Komite Olahraga Nasional Indonesia/Komite Olimpiade Indonesia (KONI/KOI) terkait dengan kemelut yang terjadi di tubuh PSSI, maka pihaknya mengaku siap untuk memberikan penjelasan secara langsung.
Pihaknya, kata dia, juga akan menjelaskan dengan detail tudingan yang ada saat ini, yaitu pemerintah ditengarahi melakukan intervensi pada PSSI, terutama menjelang Kongres Empat Tahunan PSSI.
"Kami siap menjelaskan di manapun jika dibutuhan oleh FIFA baik di Jakarta maupun di Swiss," katanya.
Kongres PSSI rencananya digelar di Bali, 26 Maret 2011, dan ditunda oleh Komite Eksekutif (Exco) PSSI karena tidak ada calon akan maju dalam pemilihan dan menunggu hasil keputusan FIFA.
Tidak adanya calon yang maju, karena dua calon yang lolos verifikasi oleh Komite Pemilihan, yaitu Nurdin Halid dan Nirwan D Bakrie statusnya dicabut oleh Komite Banding Pemilihan PSSI.
Selain itu, komite yang diketuai Tjipta Lesmana itu menolak banding dua calon Ketua Umum PSSI lainnya, yaitu George Toisutta dan Arifin Panigoro, serta menolak banding dua calon Exco, yaitu Sihar Sitorus dan Tuti Dau.
Pencabutan status calon dari Nurdin Halid dan Nirwan D. Bakrie ditengarahi karena intervensi dari pemerintah, seperti yang diungkapkan oleh Ketua Komite Banding Pemilihan PSSI, Tjipta Lesmana.
Pemerintah Tunjuk Joko Susilo Komunikasi dengan FIFA
1 Maret 2011 18:22 WIB
Andi Mallarangeng. (FOTO ANTARA)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011
Tags: