Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak enam proyek pembangkit PT PLN memasuki tahapan pendanaan pada 2011 dengan total investasi sekitar 3,006 miliar dolar AS.
Bahan Rapat Dengar Pendapat PT PLN dengan Komisi VI DPR-RI, yang diperoleh di Jakarta, Senin menyebutkan ke enam proyek masuk dalam usulan PT PLN dalam Daftar Rencana Pinjaman Hibah Luar Negeri Jangka Menengah (DRPHLN-JM) 2010-2014.
Enam proyek tersebut yaitu PLTU Indramayu dengan kapasitas 2.000 MW, PLTP Hulu Lais 1,2 di Begkulu kapasitas 110 MW, PLTP Tulehu Ambon 20 MW, PLTP Kotamubagu 1,2,3 dan 4 sebesar 80 MW, PLTP Sungai Penuh Jambi 110 MW, dan PLTP Mataloko, NTT sebesar 5 MW.
Total kebutuhan dana untuk PTLU Indramayu 2,971 juta dolar AS, sebesar 2,525 juta dolar AS akan dibiayai dari pinjaman dan 446 merupakan dana pendamping.
Selanjutnya PLTU Hululais membutuhkan pinjaman sebesar 147 juta dolar AS, PLTP Tulehu 65 juta dolar AS, PLTP Kotamubago 110 juta dolar AS, PLTP Sungai Penuh 140 juta dolar AS, PLTP Mataloko 19 juta dolar AS.
Sebagian proyek tersebut sudah memasuki tahapan engineering study (ES/S) dan sebagin lagi memasuki tahapan stuk kelayakan (F/S), untuk selanjutnya pencarian pendanaan.
"Investor potensial yang akan mendanai PLTP Indramayu, PLTP Hululais, PLTP Tulehu yaitu Japan International Cooperation Agency (JICA)," kata " kata Direktur Keuangan PLN Setio Anggoro Dewo.
PLTP Kotamubago dibiayai KFW Jerman, PLTP Sungai Penuh dan PLTP Mataloko dibiayai dari Bank Pembangunan Asia (ADB).
Pada tahun 2011 perusahaan setrum milik negara tersebut mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp77,398 triliun, dan mencapai Rp62,13 triliun pada tahun 2012.
Penggunaan capex 2011 untuk investasi pada pembangkit sebesar Rp35,87 triliun, transmisi Rp29,34 triliun, dan distribusi Rp12,186 triliun.
Belanja operasional (opex) 2011 diproyeksikan mencapai Rp175,19 triliun dengan alokasi terbesar untuk pembelian bahan bakar dan pelumas, disusul pembelian listrik swasta dan sewa.
(R017/B008)
PLN Cari Pinjaman Luar Negeri
1 Maret 2011 14:27 WIB
Perusahaan Listrik Negara (PLN). (FOTO ANTARA/Lucky.R)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
Tags: