Solo (ANTARA) - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menganggap pelaksanaan "Annual International Conference on Islamic Studies" (AICIS) merupakan miniatur kajian Islam Indonesia yang terbuka dan moderat.

"AICIS menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia yang merupakan masyarakat yang mayoritas memeluk Islam, memiliki sikap terbuka atas kajian kritis dan ilmiah dari kalangan manapun," ujar Menag di Solo, Jawa Tengah, Senin.

Dalam konferensi yang digelar di Solo itu, sejumlah tokoh Muslim serta ilmuwan nasional dan internasional dengan berbagai latar belakang dihadirkan untuk membahas persoalan-persoalan lewat pandangan Islam.

Forum diskusi dosen dan peneliti perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI) ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritik dan praktik dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang tengah dihadapi bangsa, utamanya dalam merespons perubahan global, termasuk moderasi beragama.

Menag mengatakan pihaknya sejak lama telah melakukan berbagai kegiatan yang menjadi wahana untuk terus tumbuh dan berkembangnya sikap moderasi beragama, salah satunya AICIS.

Menurutnya, fakta menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang moderat dan inklusif. Ini yang menjadi rujukan Kemenag untuk terus mengusung moderasi beragama sebagai ciri khas bangsa, baik di dalam lingkup bangsa Indonesia maupun dalam pergaulan internasional.

"Lebih dari itu, AICIS ini saya harapkan untuk mampu menjadi sarana, bagi para civitas akademika PTKI di lingkungan Kementerian Agama, untuk memberikan kontribusi terbaiknya kepada pemerintah Indonesia secara nyata," kata Menag.

Selain itu, Menag juga berharap AICIS menjadi ajang bagi civitas akademika PTKI se-Indonesia untuk membangun jaringan dengan ilmuwan dalam dan luar negeri.

"Hasil-hasil karya anak bangsa tersebut, yang merupakan hasil riset mendalam di bidang Studi Islam, hendaknya juga berdampak signifikan bagi masyarakat dunia," kata dia.