Itera buat inovasi penyaring air berbahan alami untuk pelaku UMKM tahu
25 Oktober 2021 19:36 WIB
Institut Teknologi Sumatera (Itera) membuat sebuah inovasi peningkatan kualitas air untuk dipergunakan pada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Senin, (26/10/2021). ANTARA/HO-Humas Itera.
Bandarlampung (ANTARA) - Institut Teknologi Sumatera (Itera) dalam kegiatan pengabdian masyarakat, membuat sebuah inovasi peningkatan kualitas air dengan penyaringan untuk pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) tahu di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
"Media yang digunakan untuk pembuatan filter air bagi pelaku UMKM di Desa Sidang Sari ini berbahan alami seperti batok kelapa dan pasir pantai," kata Ketua Tim PKM Itera, Rizqi Wahyudi, S.T.P., M.Sc. di Bandarlampung, Senin.
Ia mengatakan bahwa alat filter air yang dibuat oleh Tim PKM Itera ini diharapkan dapat membantu pelaku UMKM tahu di sana dalam meningkatkan kualitas produk mereka dan lebih higienis.
Baca juga: Pemkot Bandarlampung gandeng Itera percantik kota dan kelola sampah
"Peningkatan kualitas air tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan produk tahu yang lebih higienis dan meminimalisir adanya unsur-unsur yang tidak direkomendasikan dalam olahan makanan,” kata dia.
Dia menjelaskan prinsip kerja penyaring air tersebut cukup sederhana yaitu dengan menyaring air yang diambil dari sumur kemudian ditampung pada tendon air. Setelah itu air dialirkan kepada instalasi filter sebelum air digunakan dalam produksi tahu.
Baca juga: Itera buka Prodi Rekayasa Tata Kelola Air Terpadu pertama di Indonesia
Baca juga: Itera vaksinasi mahasiswa guna mendukung perkuliahan tatap muka
Ia pun mengungkapkan bahwa filter yang dibuat oleh Tim Itera ini sangat mudah untuk diaplikasikan serta proses perawatannya pun tidak terlalu sulit seperti filter air yang biasa dijual.
"Media yang digunakan pada filter air ini selain ramah lingkungan juga bahan-bahannya mudah ditemui dari daerah sekitar sehingga kami harap pelaku UMKM ini dapat memanfaatkannya," kata dia
Dia pun berharap pengabdian ini dapat meningkatkan kesadaran pelaku UMKM akan pentingnya sebuah kualitas air yang biasa digunakan dalam produksi pangan.
Baca juga: Dirjen Dikti dukung percepatan pengembangan Itera menuju BLU
Baca juga: Mahasiswa Itera buat teknologi penyuling air laut tenaga surya
"Media yang digunakan untuk pembuatan filter air bagi pelaku UMKM di Desa Sidang Sari ini berbahan alami seperti batok kelapa dan pasir pantai," kata Ketua Tim PKM Itera, Rizqi Wahyudi, S.T.P., M.Sc. di Bandarlampung, Senin.
Ia mengatakan bahwa alat filter air yang dibuat oleh Tim PKM Itera ini diharapkan dapat membantu pelaku UMKM tahu di sana dalam meningkatkan kualitas produk mereka dan lebih higienis.
Baca juga: Pemkot Bandarlampung gandeng Itera percantik kota dan kelola sampah
"Peningkatan kualitas air tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan produk tahu yang lebih higienis dan meminimalisir adanya unsur-unsur yang tidak direkomendasikan dalam olahan makanan,” kata dia.
Dia menjelaskan prinsip kerja penyaring air tersebut cukup sederhana yaitu dengan menyaring air yang diambil dari sumur kemudian ditampung pada tendon air. Setelah itu air dialirkan kepada instalasi filter sebelum air digunakan dalam produksi tahu.
Baca juga: Itera buka Prodi Rekayasa Tata Kelola Air Terpadu pertama di Indonesia
Baca juga: Itera vaksinasi mahasiswa guna mendukung perkuliahan tatap muka
Ia pun mengungkapkan bahwa filter yang dibuat oleh Tim Itera ini sangat mudah untuk diaplikasikan serta proses perawatannya pun tidak terlalu sulit seperti filter air yang biasa dijual.
"Media yang digunakan pada filter air ini selain ramah lingkungan juga bahan-bahannya mudah ditemui dari daerah sekitar sehingga kami harap pelaku UMKM ini dapat memanfaatkannya," kata dia
Dia pun berharap pengabdian ini dapat meningkatkan kesadaran pelaku UMKM akan pentingnya sebuah kualitas air yang biasa digunakan dalam produksi pangan.
Baca juga: Dirjen Dikti dukung percepatan pengembangan Itera menuju BLU
Baca juga: Mahasiswa Itera buat teknologi penyuling air laut tenaga surya
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021
Tags: