Surabaya (ANTARA News) - Potensi kerugian pengguna jasa lintasan penyeberangan Merak-Bakauheni diprediksi mencapai Rp1,7 triliun akibat kemacetan sejumlah kendaraan di rute tersebut selama dua pekan terakhir.

"Selama ini lintasan penyeberangan itu memiliki peran sangat vital bagi sejumlah pengusaha yang mengirimkan beberapa komoditas bahan pokok terutama beras," kata Direktur Utama PT Dharma Lautan Utama, Bambang Harjo S, di Surabaya, Senin.

Ditemui dalam Anugerah Mitra Usaha dan Pelanggan 2011 serta Peringatan HUT ke-35 PT Dharma Lautan Utama, ia menjelaskan industri perhubungan laut mengambil peranan penting bagi perkembangan Indonesia seperti mendorong pertumbuhan ekonomi, baik regional maupun internasional.

"Selain itu, industri perhubungan laut berperan sebagai moda transportasi dan infrastruktur bangsa Indonesia," ujarnya.

Ke depan, katanya, perkembangan industri kapal penyeberangan (feri) dengan industri di sektor lain di Tanah Air sangat sulit, apalagi khususnya di lintasan penyeberangan Merak-Bakauheni yang sudah menyesuaikan tarif dengan kenaikan 20 persen per Oktober 2010.

"Sementara itu, besaran penumpang yang memakai lintasan Merak - Bakauheni ada sekitar 25 - 30 juta orang setiap tahun," katanya.

Mengenai partisipasi DLU terhadap pengurangan kemacetan di Merak-Bakauheni, ia mengaku, sudah melakukan upaya tersebut sehingga antrean di lintasan penyeberangan itu kian minim.

"Kini, kemacetan di lintasan tersebut semakin berkurang menjadi 4 kilometer dibandingkan dengan dua pekan lalu (14/2) yang mencapai sekitar 16 kilometer," katanya.

Selain itu, langkah pengurangan panjang antrean kendaraan di Merak-Bakauheni agar masyarakat sebagai pengguna jasa kapal penyeberangan di sana segera bisa melakukan aktivitas kesehariannya secara normal.

"Mengenai tanggapan pasar terhadap layanan kapal DLU di Merak-Bakauheni, sampai sekarang kapal kami menempati peringkat terbaik atau melebihi standar mencapai angka 128 persen," katanya.

Menanggapi kemacetan kendaraan di rute penyeberangan Merak-Bakauheni, Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla), Sunaryo, berharap, kondisi tersebut tidak terjadi di daerah lain.

"Bila situasi serupa terealisasi di lintasan penyeberangan lain, maka kondisi perekonomian Indonesia kian lumpuh ke depan. Kemacetan kendaraan di lintasan Merak - Bakauheni bukan melihat siapa yang salah atau benar tetapi bagaimana membantu permasalahan tersebut," katanya.

Pada beberapa waktu lalu, pemerintah pusat meminta pengusaha jasa kapal penyeberangan seperti DLU, Pelni, dan pengusaha lain ikut membantu memberikan solusi, sehingga semua dukungan akan membuat kemacetan kendaraan di Merak-Bakauheni semakin cepat teratasi.

"Di sisi lain, walau ada banyak jembatan telah dibangun di Indonesia, moda penyeberangan akan tetap dibutuhkan masyarakat selama Indonesia adalah Negara Kepulauan," katanya.(*)

(L.KR-DYT*E011)