Jakarta (ANTARA) - Organisasi Riset Pengkajian dan Penerapan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA) mengadakan Artificial Intelligence Innovation Summit (AIIS) 2021 secara virtual pada 10-13 November 2021.

"BRIN mendukung percepatan penguasaan AI (kecerdasan artifisial) untuk pemanfaatan di berbagai sektor strategis," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Teknologi kecerdasan artifisial akan digunakan dalam mendukung sektor-sektor strategis seperti pertanian, efisiensi energi, keamanan siber dan industri kreatif.

AIIS 2021 merupakan kegiatan konferensi dan pameran yang menampilkan perkembangan terkini dan pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial (artificial intelligence) di Indonesia.

AIIS 2021 juga menjadi ajang unjuk kemampuan komponen bangsa Indonesia pada masyarakat global dalam mengembangkan teknologi kecerdasan artifisial serta menunjukkan berbagai produk Inovasi di bidang kecerdasan artifisial di Indonesia.

Baca juga: BRIN kembangkan metode analisis kesehatan danau dan DAS
Baca juga: Belajar kecerdasan buatan latih anak berpikir komputasional

Handoko menuturkan Indonesia telah memiliki Strategi Nasional (Stranas) Kecerdasan Artifisial 2020-2045 yang menjadi tonggak penerapan teknologi kecerdasan artifisal di Indonesia.

Stranas Kecerdasan Artifisial merupakan upaya Indonesia untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan teknologi terkini, khususnya kecerdasan artifisial, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas di berbagai sektor.

Pada konferensi pers AIIS 2021 pada Senin (25/10), Ketua Umum KORIKA Hammam Riza mengatakan capaian penguasaan dan pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial akan ditampilkan dalam AIIS.

KORIKA sebagai amanah dari Stranas Kecerdasan Artifisial yang diluncurkan pada 10 Agustus 2020 yang menjadi salah satu pilar utama kebangkitan kecerdasan artifisial di Indonesia.

Oleh karena itu, KORIKA dapat membantu mewujudkan ekosistem kolaborasi percepatan penerapan kecerdasan artifisial menuju visi Indonesia 2045.

Baca juga: Qualcomm: Kecerdasan buatan akan berperan dalam program meniru manusia
Baca juga: Israel kembangkan kecerdasan buatan untuk mengobati leukemia

KORIKA merupakan organisasi yang berbentuk perkumpulan untuk mendorong terciptanya ekosistem untuk menumbuhkan inovasi di bidang kecerdasan artifisial.

Hammam menuturkan KORIKA dapat berkontribusi untuk membangun dan meningkatkan ekonomi Indonesia yang selaras dengan perkembangan dunia yaitu ekonomi digital, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

Menurut Hammam, kehadiran KORIKA dalam AIIS 2021 akan semakin memperkuat orkestrasi quadruple helix yang terdiri dari akademisi/peneliti, kalangan bisnis, pemerintah, dan komunitas masyarakat.

Dalam AIIS 2021, pihaknya akan mempertemukan suplai dan permintaan antara seseorang atau perusahaan yang membutuhkan solusi AI dengan pelaku yang mengembangkan berbagai aplikasi AI.

AIIS 2021 ditargetkan dapat diikuti 20 ribu peserta dengan 100 virtual booth yang akan menampilkan berbagai aplikasi yang memanfaatkan AI.

Pada perhelatan sebelumnya, Artificial Intelligence Summit (AIS) 2020 dihadiri 10 ribu peserta secara virtual.

Baca juga: RRI hadapi era digital lewat aplikasi hingga kecerdasan buatan
Baca juga: Pemerintah pakai kecerdasan buatan awasi tambang mineral dan batu bara

Founder KORIKA Bambang Brodjonegoro meyakini keterlibatan berbagai aktor dalam quadruple helix merupakan salah satu solusi untuk mempercepat terjadinya inovasi, termasuk di bidang kecerdasan artifisial yang sudah ada di tengah-tengah masyarakat.

Bambang berharap AIIS 2021 bisa mempercepat transformasi digital dan mempercepat adaptasi bangsa Indonesia terhadap revolusi industri 4.0.

Ia mengajak semua kalangan masyarakat, termasuk mahasiswa dan pelajar untuk bergabung dalam AIIS 2021.

"Pelajari pengalaman menggunakan AI dan pahami bagaimana AI akan mempengaruhi hidup kita di masa depan,” ujarnya.

Ketua Panitia AIIS 2021 Meiditomo Sutyarjoko mengatakan AIIS 2021 dikemas dalam platform website yang berisi tampilan booth tiga dimensi dan tampilan produk.

Pengunjung dapat bernavigasi, berjalan menyusuri lorong dan mengunjungi booth, menyerupai kegiatan nyata pada pameran konvensional.

Selain itu, peserta pameran dan sponsor dapat berinteraksi langsung dengan pengunjung untuk memberikan edukasi dan memperkenalkan produk dan solusi teknologi berbasis kecerdasan artifisial.

Baca juga: Kemenparekraf proyeksikan kebutuhan oksigen dengan kecerdasan buatan
Baca juga: UGM perbarui kecerdasan buatan GeNose pertajam kemampuan deteksi

Baca juga: Pemerintah akselerasi talenta digital berbasis kecerdasan buatan