Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah seiring aksi ambil untung yang masih dilakukan oleh para investor.

Rupiah pagi ini melemah 49 poin atau 0,35 persen ke posisi Rp14.172 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.123 per dolar AS.

"Rupiah, terlihat sedikit melemah terhadap dolar AS, karena masih ada reaksi profit taking. Sementara ada pernyataan Powell bahwa The Fed tengah bersiap menurunkan level stimulusnya," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Pernyataan tersebut, lanjutnya, sontak memberikan harapan bahwa kondisi AS dirasa cukup baik sehingga bank sentral berani untuk menurunkan pemberian stimulus.


Baca juga: Rupiah Senin pagi melemah 49 poin


"Hasilnya membuat dolar AS relatif menguat terhadap rupiah pada awal pekan ini," ujar Nikolas.

Dari domestik, jumlah kasus harian COVID-19 pada Minggu (24/10) kemarin mencapai 623 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,24 juta kasus.

Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-29 mencapai 43 kasus sehingga totalnya mencapai 143.205 kasus.

Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 1.037 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,08 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 14.360 kasus.


Baca juga: Rupiah ditutup stagnan jelang akhir pekan

Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 113,03 juta orang dan vaksin dosis kedua 67,92 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.

Nikolas mengatakan rupiah hari ini berpotensi bergerak ke kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.200 per dolar AS.

Pada Jumat (24/10) lalu, rupiah ditutup stagnan alias sama dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.123 per dolar AS.


Baca juga: Rupiah lanjut melemah tertekan naiknya imbal hasil obligasi AS

Baca juga: Rupiah Jumat pagi melemah 25 poin