Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) mengatakan pesantren dan madrasah diniyah merupakan penentu untuk kemajuan Indonesia.
Gus Muhaimin dalam keterangan di Jakarta, Senin, mengatakan hal itu pada acara puncak Peringatan Hari Santri dan Konsolidasi Madrasah Diniyah Takmiliyah.
"kalau Pesantren maju, kalau madrasah diniyah maju, kalau guru-guru diniyah maju, saya yakin di situ kemajuan Indonesia bisa kita rasakan," kata Gus Muhaimin.
Namun, Gus Muhaimin mengatakan untuk meyakinkan hal itu tentu tidak mudah karena para penganut teori-teori pembangunan modernis selalu melihat bahwa pesantren tidak memiliki relevansi dan kontribusi pada pertumbuhan dan kemajuan ekonomi.
Baca juga: Wakil Ketua DPR: Pesantren harus jadi kekuatan ekonomi RI
Gus Muhaimin menjelaskan bahwa pandemi telah memberikan hikmah menyadarkan semua kalangan untuk tidak sombong pada teori-teori pembangunan modernis yang hanya berbasis kuantitatif bukan kualitatif, jangka panjang berdaya tahan kuat, seperti halnya yang di pesantren dengan karakter kemandiriannya.
Sebelumnya, acara puncak Peringatan Hari Santri dan Konsolidasi Madrasah Diniyah Takmiliyah diselenggarakan Forum Komunikasi Madrasah Diniyah Takmiliyah (FKDT) berlangsung selama dua hari (22-24 Oktober 2021).
Baca juga: Wakil Ketua DPR: Santri harus jadi penopang kekuatan ekonomi baru
Kegiatan tersebut dihadiri 32 pengurus wilayah dari 34 pengurus wilayah yang sudah terbentuk di seluruh Indonesia.
"Alhamdulillah, Puncak Peringatan Hari Santri dan Konsolidasi Madrasah Diniyah Takmiliyah dihadiri 32 pengurus wilayah (provinsi) seluruh Indonesia. Hanya ada 2 provinsi yang tidak bisa hadir dikarenakan kendala teknis penerbangan," ujar Ketua Umum DPP FKDT Lukman Hakim.
Baca juga: Gus Muhaimin ajak umat Islam istikamah bersalawat
Wakil Ketua DPR: Pesantren-madrasah diniyah penentu kemajuan Indonesia
25 Oktober 2021 09:35 WIB
Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar. (ANTARA/HO-DPR)
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: