Yogyakarta (ANTARA News) - Ecohealth perlu dikembangkan untuk menanggulangi penyakit menular dari hewan ke manusia (zoonotik) seperti antraks, leptospirosis, rabies, dan flu burung, kata peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Wayan Tunas Artama.

"Ecohealth adalah disiplin ilmu baru yang mempelajari bagaimana perubahan dalam ekosistem bumi dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Pengembangan disiplin ilmu itu dengan cara menyatukan berbagai pakar," katanya di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, pakar yang perlu disatukan untuk menanggulangi penyakit menular dari hewan ke manusia atau zoonotik itu di antaranya dokter, dokter hewan, ahli konservasi, ahli ekologi, ahli ekonomi, ahli sosial, dan ahli perencana.

"Mereka secara komprehensif mempelajari dan memahami bagaimana perubahan ekosistem secara negatif berdampak pada kesehatan manusia dan hewan," katanya.

Ia mengatakan, penanggulangan penyakit zoonotik tidak hanya dari aspek kesehatan manusia, tapi juga perlu memperhatikan faktor dari hewan dan lingkungan. Hal itu penting karena penularan penyakit zoonotik selain kontak langsung dengan hewan, juga disebabkan faktor ekologi, yakni perubahan cuaca, iklim, dan lingkungan.

"Berbagai penyakit zoonotik yang berasal dari hewan itu juga dipengaruhi oleh perubahan cuaca, iklim, dan lingkungan. Kondisi lingkungan tertentu bisa menyebabkan penyebarannya semakin bertambah, yang dapat berdampak terhadap kesehatan manusia," katanya.

Menurut dia, ecohealth mengkaji perubahan lingkungan biologik, fisik, sosial, dan ekonomi, dan menghubungkan perubahan tersebut dengan dampaknya terhadap kesehatan manusia.

"Di beberapa negara, ecohealth telah dikembangkan dengan melibatkan kerja sama antaruniversitas dengan berbagai bidang disiplin ilmu," katanya.
(U.B015/M008)