Tanda dan gejala kecanduan internet secara fisik maupun emosional
24 Oktober 2021 14:23 WIB
Gambar tangkapan layar Webinar Indonesia Makin Cakap Digital wilayah Katingan, Sabtu (23/10/2021). ANTARA/Muhammad Arif Hidayat.
Palangka Raya (ANTARA) - Kecanduan internet ditandai dengan keasyikan yang berlebihan atau kurang terkontrol dalam perilaku penggunaan komputer dan akses internet.
Konsultan Manajemen Risiko, Danang Ono di Palangka Raya, Minggu, mengatakan untuk mengetahui seseorang mengalami kecanduan internet, biasanya dapat diperhatikan dari sejumlah tanda dan gejala dalam manifestasi atau perwujudan fisik serta emosional.
"Salah satu tanda dan gejalanya, seseorang sering lupa waktu atau mengabaikan hal-hal mendasar saat mengakses internet terlalu lama," ucapya saat menjadi narasumber Webinar Indonesia Makin Cakap Digital wilayah Katingan yang diselenggarakan Sabtu (23/10).
Baca juga: Dokter: 31,4 persen remaja di Jakarta mengalami kecanduan internet
Baca juga: Orang tua harus kendalikan penggunaan gawai pada anak, sebut KPPPA
Tanda dan gejala lainnya adalah seseorang merasa marah, tegang atau depresi saat tidak bisa mengakses internet, hingga seringnya berkomentar, berbohong, rendahnya prestasi, menutup diri secara sosial dan kelelahan.
"Biasanya ini merupakan dampak negatif akibat penggunaan internet yang berkepanjangan," paparnya.
Secara fisik, lanjutnya, seseorang biasanya mengalami sakit pinggang, insomnia, serta nutrisi buruk, sakit leher, masalah penglihatan dan lainnya.
Lebih lanjut, Danang menjelaskan kecanduan internet biasanya terjadi karena adanya pengalaman menyenangkan, sehingga merangsang produksi dopamin, hal ini mengakibatkan penderita tidak bisa memprioritaskan mana tugas penting dalam hidup.
Hampir sama dengan kecanduan lainnya, mereka yang menderita kecanduan internet menggunakan dunia fantasi virtual untuk terhubung dengan orang-orang melalui internet.
"Kecanduan internet bisa mendatangkan masalah pribadi, keluarga, akademik, keuangan, bahkan pekerjaan," ungkapnya.
Mereka yang kecanduan internet biasanya lebih banyak menghabiskan waktu sendirian dibandingkan berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan nyata.
Baca juga: Mahasiswa UI ciptakan alat atasi kecanduan internet
"Untuk mencegah seseorang atau diri kita mengalami gangguan kecanduan internet, kuncinya adalah dengan menjaga keseimbangan," tuturnya.
Menjaga keseimbangan dimaksud, yakni membagi porsi waktu yang sesuai antara penggunaan internet dengan aktivitas lainnya. Untuk itu, seseorang dianjurkan mencari hiburan di dunia nyata, sediakan waktu bersama keluarga, mengurangi durasi internet sedikit demi sedikit, hingga mengatur prioritas saat berinternet.
"Juga memiliki hobi lain, perbanyak interaksi dengan orang lain di sekitar secara langsung, serta kegiatan positif lainnya," kata Danang Ono.
Konsultan Manajemen Risiko, Danang Ono di Palangka Raya, Minggu, mengatakan untuk mengetahui seseorang mengalami kecanduan internet, biasanya dapat diperhatikan dari sejumlah tanda dan gejala dalam manifestasi atau perwujudan fisik serta emosional.
"Salah satu tanda dan gejalanya, seseorang sering lupa waktu atau mengabaikan hal-hal mendasar saat mengakses internet terlalu lama," ucapya saat menjadi narasumber Webinar Indonesia Makin Cakap Digital wilayah Katingan yang diselenggarakan Sabtu (23/10).
Baca juga: Dokter: 31,4 persen remaja di Jakarta mengalami kecanduan internet
Baca juga: Orang tua harus kendalikan penggunaan gawai pada anak, sebut KPPPA
Tanda dan gejala lainnya adalah seseorang merasa marah, tegang atau depresi saat tidak bisa mengakses internet, hingga seringnya berkomentar, berbohong, rendahnya prestasi, menutup diri secara sosial dan kelelahan.
"Biasanya ini merupakan dampak negatif akibat penggunaan internet yang berkepanjangan," paparnya.
Secara fisik, lanjutnya, seseorang biasanya mengalami sakit pinggang, insomnia, serta nutrisi buruk, sakit leher, masalah penglihatan dan lainnya.
Lebih lanjut, Danang menjelaskan kecanduan internet biasanya terjadi karena adanya pengalaman menyenangkan, sehingga merangsang produksi dopamin, hal ini mengakibatkan penderita tidak bisa memprioritaskan mana tugas penting dalam hidup.
Hampir sama dengan kecanduan lainnya, mereka yang menderita kecanduan internet menggunakan dunia fantasi virtual untuk terhubung dengan orang-orang melalui internet.
"Kecanduan internet bisa mendatangkan masalah pribadi, keluarga, akademik, keuangan, bahkan pekerjaan," ungkapnya.
Mereka yang kecanduan internet biasanya lebih banyak menghabiskan waktu sendirian dibandingkan berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan nyata.
Baca juga: Mahasiswa UI ciptakan alat atasi kecanduan internet
"Untuk mencegah seseorang atau diri kita mengalami gangguan kecanduan internet, kuncinya adalah dengan menjaga keseimbangan," tuturnya.
Menjaga keseimbangan dimaksud, yakni membagi porsi waktu yang sesuai antara penggunaan internet dengan aktivitas lainnya. Untuk itu, seseorang dianjurkan mencari hiburan di dunia nyata, sediakan waktu bersama keluarga, mengurangi durasi internet sedikit demi sedikit, hingga mengatur prioritas saat berinternet.
"Juga memiliki hobi lain, perbanyak interaksi dengan orang lain di sekitar secara langsung, serta kegiatan positif lainnya," kata Danang Ono.
Pewarta: Muhammad Yusuf/ Muhammad Arif Hidayat
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021
Tags: