Bulu tangkis
Tommy dijegal Momota pada semifinal Denmark Open
24 Oktober 2021 02:54 WIB
Arsip foto - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Tommy Sugiarto mengembalikan kok ke arah lawannya pebulu tangkis tunggal putra India Sameer Verma saat pertandingan babak pertama Daihatsu Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2020). Tommy Sugiarto menang dari lawannya 2-1 (21-17, 19-21 dan 21-10). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.
Jakarta (ANTARA) - Tommy Sugiarto harus terhenti pada babak semifinal tunggal putra Denmark Open 2021 setelah dikalahkan unggulan teratas Kento Momota 7-21, 12-21 di Odense Sport Park, Sabtu malam waktu setempat.
Pebulu tangkis Indonesia peringkat 32 dunia ini menghadapi perlawanan sulit dalam mencetak angka dari pemain asal Jepang yang sudah mengantongi tujuh kemenangan dari 10 pertemuan di antara mereka.
Mengawali pertandingan, permainan Tommy tak berkembang karena banyak melakukan kesalahan yang menguntungkan lawan, seperti pengembalian dan penempatan pukulan yang tidak akurat.
Pada gim pertama, Momota unggul solid berkat memainkan reli panjang yang menjadi andalan kebanyakan pebulu tangkis Jepang.
Melihat performa Tommy yang menurun, Momota pun dengan mudah mencetak poin lewat pukulan menyilang yang memaksa lawannya berlarian mengejar bola.
Baca juga: Pelatih sesali kekalahan Praveen/Melati pada semifinal Denmark Open
Tommy berusaha memperbaiki strateginya pada gim kedua dengan membangun pertahanan di zona belakang, namun Momota dengan segera memberikan umpan pendek untuk menarik Tommy dalam permainan di depan net.
Tommy pun kesulitan meladeni Momota mengingat permainan netting membutuhkan kesigapan tinggi untuk menghalau bola, sementara Momota menyadari Tommy sudah kehabisan energi dalam memberikan perlawanan.
Meskipun pebulu tangkis berusia 32 tahun ini bisa mencetak poin lebih banyak dibandingkan gim pertama, dia tetap kembali tertinggal dan kehilangan inisiatif permainan hingga gim usai.
Dengan kalahnya Tommy, maka asa Indonesia meraih satu gelar pun dari turnamen BWF Super 1000 ini pupus. Sebelumya pada hari yang sama, ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dikalahkan pasangan Thailand Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, demikian laporan laman resmi BWF.
Baca juga: Jonatan mundur, semifinal tunggal putra Denmark Open sisakan Tommy
Pebulu tangkis Indonesia peringkat 32 dunia ini menghadapi perlawanan sulit dalam mencetak angka dari pemain asal Jepang yang sudah mengantongi tujuh kemenangan dari 10 pertemuan di antara mereka.
Mengawali pertandingan, permainan Tommy tak berkembang karena banyak melakukan kesalahan yang menguntungkan lawan, seperti pengembalian dan penempatan pukulan yang tidak akurat.
Pada gim pertama, Momota unggul solid berkat memainkan reli panjang yang menjadi andalan kebanyakan pebulu tangkis Jepang.
Melihat performa Tommy yang menurun, Momota pun dengan mudah mencetak poin lewat pukulan menyilang yang memaksa lawannya berlarian mengejar bola.
Baca juga: Pelatih sesali kekalahan Praveen/Melati pada semifinal Denmark Open
Tommy berusaha memperbaiki strateginya pada gim kedua dengan membangun pertahanan di zona belakang, namun Momota dengan segera memberikan umpan pendek untuk menarik Tommy dalam permainan di depan net.
Tommy pun kesulitan meladeni Momota mengingat permainan netting membutuhkan kesigapan tinggi untuk menghalau bola, sementara Momota menyadari Tommy sudah kehabisan energi dalam memberikan perlawanan.
Meskipun pebulu tangkis berusia 32 tahun ini bisa mencetak poin lebih banyak dibandingkan gim pertama, dia tetap kembali tertinggal dan kehilangan inisiatif permainan hingga gim usai.
Dengan kalahnya Tommy, maka asa Indonesia meraih satu gelar pun dari turnamen BWF Super 1000 ini pupus. Sebelumya pada hari yang sama, ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dikalahkan pasangan Thailand Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, demikian laporan laman resmi BWF.
Baca juga: Jonatan mundur, semifinal tunggal putra Denmark Open sisakan Tommy
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021
Tags: