Denpasar (ANTARA News) - Warga Banjar Tegalsari Penyobekan, Denpasar Timur, menyiapkan ogoh-ogoh atau boneka berukuran besar berwajah mirip tersangka kasus mafia pajak Gayus Tambunan untuk meramaikan Hari Raya Nyepi.

Komang Tanaya (39) salah satu warga Banjar Tegalsari Penyobekan yang ikut membuat ogoh-ogoh itu di Denpasar, Sabtu mengatakan, pembuatan ogoh-ogoh tersebut memang terinspirasi dari munculnya Gayus Tambunan sebagai seorang koruptor pajak.

"Gayus ini kan terkenal sekali, sampai anak-anak di sini pun tahu. Sifat gayus yang seperti buta kala atau raksasa rakus inilah kemudian kami buat ke dalam bentuk ogoh-ogoh. Dalam bahasa Bali sifat Gayus itu disebut `kala loba` yang artinya serakah," katanya.

Menurut Tanaya, ogoh-ogoh yang identik memiliki sifat jahat tersebut nantinya akan dibakar, sebagai simbol dari keinginan untuk untuk memusnahkan sifat serakah manusia, seperti yang dimiliki oleh Gayus Tambunan.

Patung ogoh-ogoh Gayus yang dibuat dengan menghabiskan dana sekitar Rp1 juta ini memiliki tinggi 2 meter dan lebar 70 centimeter. Kepala berwajah mirip Gayus itu dipesan warga dari seorang seniman patung ogoh-ogoh I Wayan Candra di Sanggar Gases.

"Kami pesan kepalanya Gayus saja seharga hampir Rp400 ribuan. Untuk badannya, pemuda kami sendiri yang membuat dengan menghabiskan dana sekitar Rp600 ribuan," katanya.

Patung ogoh-ogoh yang dibuat dalam waktu singkat sekitar satu minggu itu kini dipajang di depan rumah Komang Tanaya di Jalan Kapten Sujana, Denpasar. Ogoh-ogoh penuh kritik sosial ini menjadi pusat perhatian para pengguna jalan yang melintas.

Bagi umat Hindu Bali, patung ogoh-ogoh yang biasanya berbentuk wajah raksasa menyeramkan merupakan simbol keburukan yang nantinya akan dibakar sebelum hari raya Nyepi tiba dengan tujuan untuk memusnahkan keburukan tersebut.

Umat Hindu akan merayakan Nyepi dengan tidak meninggalkan semua aktivitas, termasuk tidak menyalakan lampu selama sehari semalam pada 5 Maret 2011. Saat ini seluruh warga Hindu di Bali sudah mempersiapkan ogoh-ogoh di banjarnya masing-masing.
(*)