Jakarta (ANTARA News) - Partai Gerindra tidak "alergi" berkoalisi dengan partai pendukung pemerintah selama koalisi dibangun berdasar kesamaan manifesto perjuangan partai.

"Walau tidak diajak, dari awal saya bilang Gerindra bukan oposisi," kata Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto di Jakarta, Jumat.

Dikatakannya, masing-masing partai memiliki ideologi dan manifesto perjuangan. Untuk menjalin koalisi tentunya harus dilihat terlebih dulu kesesuaian manifesto perjuangannya.

"Kalau ada persamaan visi kenapa harus khawatir? Kalau ada perbedaan, ya, kita berbeda dengan baik-baik," katanya.

Yang jelas, kata Prabowo, manifesto perjuangan Gerindra adalah pro rakyat.

Spekulasi Gerindra akan diajak bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah mencuat setelah Fraksi Gerindra mengambil sikap sama dengan Fraksi Demokrat, Fraksi PAN, Fraksi PKB, dan Fraksi PPP menolak Pansus Hak Angket Mafia Pajak.

Namun, Prabowo menegaskan bahwa sikap Gerindra sama sekali tidak didasari pamrih agar diajak dalam koalisi pendukung pemerintah dan mendapat jatah menteri di kabinet.

"Setiap partai punya analisa politik sendiri, bukan karena pingin menjadi menteri," katanya.

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadly Zon menyatakan, partainya tidak berharap ada tawaran dan imbalan apapun terkait sikap Fraksi Gerindra soal Pansus Hak Angket Mafia Pajak.

Namun demikian, lanjut Fadly, bila tawaran itu datang dan menghampiri Gerindra, tentunya tidak akan disia-siakan.

"Kita tidak kaku kalau ada tawaran. Yang penting bagaimana Indonesia lebih baik ke depan. Kalau ada tawaran, kita pertimbangkan," kata dia. (S024/S019/K004)