Lho, Kok Bersepeda ke Kantor Undang Serangan Jantung?
24 Februari 2011 16:38 WIB
SEPEDA ONTEL. Seorang pengojek sepeda membersihkan sepedanya di halaman Museum Sejarah di kawasan Jakarta Kota, Sabtu ( 12/12). Pengunjung dapat berkeliling kota tua dengan menggunakan sepeda yang disewa Rp 20.000.(ANTARA/UJANG ZAELANI)
Jakarta (ANTARA News) - Suatu penelitian mengungkap bahwa bersepeda ke tempat kerja ternyata salah satu pemicu terbesar serangan jantung.
Menurut penelitian di Inggris itu, para pengguna jalan, baik itu pengemudi, pesepeda maupun penumpang angkutan umum, punya risiko makin besar terkena serangan jantung seiring makin lamanya mereka di jalan. Terpapar polusi dan stres adalah salah satu penyebab risiko tersebut.
Bersepeda justru jadi paling berbahaya karena pesepeda lebih banyak terpapar polusi, selain itu mereka juga "mengundang" serangan jantung karena menguras tenaga.
Penelitian yang menganalisa 36 riset itu dimuat dalam jurnal medika The Lancet.
Terpapar lalu-lintas dituding sebagai biang keladi dari 7,4 persen serangan jantung, diikuti oleh aktivitas fisik yaitu 6,2 persen.
Polusi udara secara keseluruhan memicu antara 5 persen dan 7 persen serangan jantung sedangkan minum alkohol atau kopi menyumbang 5 persen.
Faktor risiko lainnya adalah emosi negatif (3,9 persen), marah (3,1 persen), makanan yang berat-berat (2,7 persen), emosi positif (2,4 persen) dan aktivitas seksual (2,2 persen). Kokain dituding bertanggung jawab atas 0,9 persen dari serangan jantung, tetapi ini adalah karena paparannya pada populasi terbatas.
Secara individual, kokain meningkatkan risiko terkena serangan jantung 23 kali lipat, menurut studi yang dipimpin oleh Dr Tim Nawrot, dari Universitas Hasselt di Belgia itu.
Dr Tim Chico, konsultan ahli jantung di Universitas Sheffield, mengatakan: "Kita tahu banyak tentang mengapa orang menderita serangan jantung (misalnya karena merokok, kolesterol tinggi, obesitas) tetapi tidak banyak yang kita tahu mengapa serangan jantung terjadi pada hari dan waktu tertentu. '
Tapi, dia menekankan: "Dasar penyakit jantung sudah ditetapkan selama bertahun-tahun. Jika seseorang ingin menghindari serangan jantung mereka harus tidak merokok, berolahraga, makan makanan yang sehat dan menjaga berat badan ideal."
(A038/A038/BRT)
Menurut penelitian di Inggris itu, para pengguna jalan, baik itu pengemudi, pesepeda maupun penumpang angkutan umum, punya risiko makin besar terkena serangan jantung seiring makin lamanya mereka di jalan. Terpapar polusi dan stres adalah salah satu penyebab risiko tersebut.
Bersepeda justru jadi paling berbahaya karena pesepeda lebih banyak terpapar polusi, selain itu mereka juga "mengundang" serangan jantung karena menguras tenaga.
Penelitian yang menganalisa 36 riset itu dimuat dalam jurnal medika The Lancet.
Terpapar lalu-lintas dituding sebagai biang keladi dari 7,4 persen serangan jantung, diikuti oleh aktivitas fisik yaitu 6,2 persen.
Polusi udara secara keseluruhan memicu antara 5 persen dan 7 persen serangan jantung sedangkan minum alkohol atau kopi menyumbang 5 persen.
Faktor risiko lainnya adalah emosi negatif (3,9 persen), marah (3,1 persen), makanan yang berat-berat (2,7 persen), emosi positif (2,4 persen) dan aktivitas seksual (2,2 persen). Kokain dituding bertanggung jawab atas 0,9 persen dari serangan jantung, tetapi ini adalah karena paparannya pada populasi terbatas.
Secara individual, kokain meningkatkan risiko terkena serangan jantung 23 kali lipat, menurut studi yang dipimpin oleh Dr Tim Nawrot, dari Universitas Hasselt di Belgia itu.
Dr Tim Chico, konsultan ahli jantung di Universitas Sheffield, mengatakan: "Kita tahu banyak tentang mengapa orang menderita serangan jantung (misalnya karena merokok, kolesterol tinggi, obesitas) tetapi tidak banyak yang kita tahu mengapa serangan jantung terjadi pada hari dan waktu tertentu. '
Tapi, dia menekankan: "Dasar penyakit jantung sudah ditetapkan selama bertahun-tahun. Jika seseorang ingin menghindari serangan jantung mereka harus tidak merokok, berolahraga, makan makanan yang sehat dan menjaga berat badan ideal."
(A038/A038/BRT)
Penerjemah: Adam Rizallulhaq
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
Tags: