Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin optimistis Indonesia menjadi pemain kunci industri keuangan syariah dunia, mengingat posisinya saat ini masuk dalam lima besar dari 135 negara dengan aset ekonomi syariah terbesar.

"Kami meyakini bahwa posisi Indonesia masih sangat mungkin untuk meningkat lagi," ujar Ma'ruf dalam acara peluncuran logo baru Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan peringatan Hari Santri Nasional 2021 di Jakarta, Jumat.

Maka dari itu, ia menekankan komitmen memperkuat pembangunan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia perlu terus ditingkatkan dan diteguhkan, khususnya kaum santri sebagai bagian penting dari MES.

Berdasarkan laporan Islamic Finance Development Indicator (IFDI) 2020, Indonesia masuk dalam lima besar ekonomi syariah dunia dari 135 negara berdasarkan nilai asetnya yang mencapai tiga miliar dolar AS, di bawah Arab Saudi senilai 17 miliar dolar AS, Iran 14 miliar dolar AS, Malaysia 10 miliar dolar AS, dan Uni Emirat Arab tiga miliar dolar AS.

Dengan demikian, Ma'ruf menilai potensi industri keuangan syariah nasional tak kalah besar, sejalan dengan kemajuan sektor industri produk halal yang terus memberikan nilai tambah dalam perekonomian nasional, termasuk selama pandemi COVID-19.

Ia pun melihat tahun 2021 merupakan momentum kebangkitan, baik bagi pesantren maupun ekonomi dan keuangan syariah Indonesia.

"Sejak 2020, kita juga telah menyaksikan perkembangan ekonomi syariah yang cukup menggembirakan," ungkapnya.

Saat ini, ia menuturkan ekonomi syariah tak lagi sekadar menjadi pilihan bagi komunitas muslim saja, tetapi telah menjadi salah satu penopang kekuatan ekonomi nasional.

Baca juga: Presiden harap MES jadi lokomotif pengembangan ekonomi syariah
Baca juga: Jokowi: Ekonomi syariah peringkat 4 dunia tapi tak boleh berpuas diri
Baca juga: Masyarakat Ekonomi Syariah luncurkan logo baru di Hari Santri Nasional