Jakarta (ANTARA) - Perusahaan material science, Dow, memperkuat komitmennya membantu pemerintah Indonesia mencapai pemulihan hijau (green recovery) setelah Indonesia melalui krisis akibat pandemi COVID-19 melalui penerapan ekonomi hijau.
"Dow memfokuskan operasional bisnisnya pada tiga target utama perusahaan, yaitu Protect the Climate (Menjaga Iklim), Stop the Waste (Mengelola Sampah) dan Close the Loop (Ekonomi Sirkuler)," kata Riswan Sipayung, Presiden Direktur Dow Indonesia dalam siaran pers pada Jumat.
Dia menjelaskan Dow secara konsisten terus berpartisipasi dan menjalani kolaborasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendukung program-program ekonomi sirkuler dan perubahan iklim yang ada di Indonesia dan di dunia.
Baca juga: KLHK: Pemerintah daerah berperan capai target penurunan emisi
Untuk target Menjaga Iklim, Dow berkomitmen mengurangi emisi karbon tahunannya hingga 5 juta metrik ton pada 2030 dan target tersebut meningkat seiring dengan rencana perusahaan menjadi perusahaan karbon netral pada 2050.
Untuk mencapai target tersebut, Dow akan membangun pabrik pertama di dunia untuk ethylene dan turunannya yang menghasilkan nol emisi karbon. Selain itu, Dow juga telah menjalin delapan kesepakatan baru secara global dalam energi terbarukan untuk mengurangi emisi lebih dari 600.000 ton CO2 per tahun dalam semua operasionalnya.
Di Indonesia, Dow memiliki pabrik yang ramah lingkungan di Cilegon, Banten yang didasarkan oleh dua inisiatif yaitu pengemasan ulang dan optimasi gudang yang dapat mengurangi 115 ton CO2 selama 2020.
Untuk target Mengelola Sampah, Dow menjalin kemitraan global dengan banyak pihak seperti Global Plastic Action Partnership, Circulate Capital, dan Alliance to End Plastic Waste.
Di Indonesia, Dow menjadi anggota aktif National Plastic Action Partnership (NPAP) yang dipimpin oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Kemitraan ini bertujuan untuk mengamplifikasi dampak dari upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi dan mengurangi sampah dari produksi secara signifikan.
Untuk mengurangi sampah plastik yang ada di lingkungan, Dow melakukan berbagai inisiatif seperti meningkatkan kapasitas Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R) dan bank sampah untuk menciptakan model bisnis ekonomi sirkular.
Dow juga mendorong perubahan perilaku pengolahan sampah di generasi muda, karyawan, serta para mitra Dow melalui kampanye pengolahan sampah yang bertanggungjawab.
Terkait target Ekonomi Sirkuler, perusahaan terus membuat inovasi berbasis teknologi untuk menciptakan produk-produk berkelanjutan yang memberi manfaat sekaligus ramah lingkungan dengan memperpanjang usia pakai plastik, memungkinkan daur ulang penuh untuk kemasan dan juga mempromosikan desain kemasan dan bahan baku yang lebih baik sebagai bagian dari komitmen perusahaan atas keanggotaan dalam Sustainable Packaging Coalition, sebuah koalisi kemitraan antara produsen pengkonversi kemasan dan pemilik merek untuk mengkampanyekan pembangunan dan adaptasi kemasan yang lebih banyak yang dapat dengan mudah didaur ulang.
Pemerintah Indonesia menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca hingga 29 persen pada 2030. Pandemi dan juga ancaman akan perubahan iklim juga telah mendorong pemerintah melakukan transisi pendekatan pembangunan yang lebih ramah lingkungan dan rendah karbon sebagai tumpuan untuk mencapai pemulihan hijau yang mendorong penerapan ekonomi hijau dan membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak terutama pihak swasta.
Baca juga: Perubahan iklim, peternak lebah Prancis perkirakan panen madu terburuk
Baca juga: Gletser Afrika mencair, jutaan orang terancam kekeringan dan banjir
Baca juga: Nol karbon: Menyelamatkan bumi atau menambal emisi?
Cara Dow wujudkan "green recovery" bangkit dari pandemi COVID-19
22 Oktober 2021 09:22 WIB
Ilustrasi (Pexel)
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Tags: