Kairo (ANTARA News) - Ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton Selasa mendesak pemimpin Libya Moamer Kadhafi supaya menghentikan penumpasan berdarah terhadap para pemrotes anti-rejim dan melakukan pembicaraan.

"Dia (Kadhafi) tidak dapat terus mengancam rakyatnya, dia mutlak harus memutuskan bahwa dia melakukan dialog dengan mereka," kata Ashton dalam program Newsnight BBC setelah menghadiri pembicaraan di Kairo, demikian AFP melaporkan.

"Anda tidak dapat bertindak dengan kasar. Ini sungguh-sungguh penting, rakyat menentukan nasibnya."

Sebelumnya Selasa, Ashton meminta pihak-pihak berwenang Libya agar menghormati hak asasi manusia dan kebebasan mengeluarkan pendapat.

"Saya menyayangkan hilangnya nyawa dan saya mengutuk segala bentuk kekerasan dan saya minta kepada siapapun untuk menahan diri," katanya di ibukota Mesir, dimana protes anti-rejim mengusir Presiden Hosni Mubarak pada 11 Februari.

Para diplomat mengatakan Selasa bahwa negara-negara Eropa sedang mendiskusikan kemungkinan sanksi terhadap penguasa Libya Kadhafi namun mendapat tentangan dari Italia dan Malta, yang telah lama memiliki hubungan dekat dengan Tripoli.

"Saya telah mengundang rapat (di Brussels) para duta besar UE untuk mendiskusikan langkah-langkah apa yang dapat diambil sekarang," kata Ashton, yang menyebutkan opsi penangguhan perundingan soal kerangka kesepakatan hubungan UE-Libya.

Beberapa negara anggota UE, terutama Jerman dan Finlandia, menyerukan sanksi terhadap Kadhafi pada perundingan di Brussels Senin antar para menteri luar negeri blok 27 negara itu, kata mereka.

Ashton berada di Mesir untuk menyampaikan "ucapan selamat kepada Mesir" dari Eropa atas pemberontakannya melawan Mubarak, yang memerintah selama 30 tahun.

Dia bertemu dengan para pejabat Mesir termasuk perdana menteri dan menteri luar negeri, serta kelompok-kelompok masyarakat sipil dan para pemimpin gerakan oposisi yang menggulingkan Mubarak.

Eropa sedang mendiskusikan dengan mitra internasional cara-cara "agar dapat mendukung masa depan Mesir," kata Ashton yang kunjungannya berlangsung di saat protes-protes meluas di kawasan yang menuntut perubahan politik itu. (ANT/K004)