Sebagian Besar Titik Api Berada di Riau
23 Februari 2011 14:12 WIB
Kepulan asap akibat kebakaran di Hutan Alam pinggiran jalan Tengku Sultan Latifah, Kabupaten Siak Sri Indrapura, Riau. (FOTO ANTARA/Fachrozi Amri)
Pekanbaru (ANTARA News) - Sebagian besar titik api di Sumatera terdapat di Provinsi Riau, kata Kepala Staf Analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru Marzuki.
"Berdasarkan pantauan satelit NOAA 18 yang diterima BMKG, jumlah titik api di Sumatera sebanyak 13 dan delapan di antaranya berada di Riau," ujar Marzuki di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan di Riau titik api terdiri dari empat di Indragiri Hulu, satu di Pelalawan, dan tiga lainnya di Bengkalis.
"Jumlah titik api ini mengalami penurunan signifikan dibanding pekan lalu yang mencapai 86 titik di Sumatera," jelasnya.
Hujan, lanjut dia, menyebabkan jumlah titik api semakin berkurang dari pekan sebelumnya. Peluang hujan merata terjadi di wilayah Riau dengan intensitas ringan hingga sedang."Pada siang hari kondisi cuaca cukup cerah," katanya.
Meski demikian, lanjutnya, bukan berarti beberapa kabupaten/kota di Riau bebas dari kabut asap. Di Pekanbaru saja masih diselimuti kabut asap terutama pada pagi hari.
(KR-IND/N002)
"Berdasarkan pantauan satelit NOAA 18 yang diterima BMKG, jumlah titik api di Sumatera sebanyak 13 dan delapan di antaranya berada di Riau," ujar Marzuki di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan di Riau titik api terdiri dari empat di Indragiri Hulu, satu di Pelalawan, dan tiga lainnya di Bengkalis.
"Jumlah titik api ini mengalami penurunan signifikan dibanding pekan lalu yang mencapai 86 titik di Sumatera," jelasnya.
Hujan, lanjut dia, menyebabkan jumlah titik api semakin berkurang dari pekan sebelumnya. Peluang hujan merata terjadi di wilayah Riau dengan intensitas ringan hingga sedang."Pada siang hari kondisi cuaca cukup cerah," katanya.
Meski demikian, lanjutnya, bukan berarti beberapa kabupaten/kota di Riau bebas dari kabut asap. Di Pekanbaru saja masih diselimuti kabut asap terutama pada pagi hari.
(KR-IND/N002)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
Tags: