Jakarta (ANTARA) - Popularitas Kampung Wisata Cikadu di Kawasan Penyangga (Buffer Zone) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung Banten sudah tak diragukan lagi.

Pengembangan secara fokus Kampung Wisata Cikadu bermula saat pemerintah menetapkan Tanjung Lesung sebagai 10 destinasi super prioritas. Wajar kemudian nama Kampung Cikadu sebagai salah satu desa penyangga di wilayah Tanjung Lesung terkena dampak pengembangan yang signifikan.

Hal itu mendorong kampung wisata itu mulai ramai dibicarakan dan dikunjungi masyarakat, wisatawan nusantara, hingga traveler dunia.

Lokasi kampung ini terletak di kawasan wisata Tanjung Lesung, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Panimbang, Pandeglang, Banten. Kampung ini lebih tepatnya merupakan relokasi dari beberapa kampung di antaranya Kampung Kalica, Cadasngampar, Cisadang, dan Bodur.

Awalnya untuk menjadikan Kampung Cikadu menjadi Kampung Wisata, tak tanggung-tanggung pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menggelontorkan anggaran sekitar Rp80,9 miliar untuk membangun infrastruktur pendukung di wilayah itu.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno bahkan punya target khusus untuk kawasan yang berada di KEK Tanjung Lesung dari sisi pengelolaan pariwisata.

Ia secara khusus menyampaikan sejumlah target yang ke depan terkait KEK Tanjung Lesung yang akan difokuskan ke segmen wisata olahraga dan wisata alam.

Menurut Sandiaga, dengan pengembangan KEK Tanjung Lesung yang dikolaborasikan dengan pengembangan desa wisata akan membuka lapangan kerja dan pengembangan ekonomi masyarakat sekitar.

Secara khusus ia menginginkan agar dikembangkan lebih banyak kampung atau desa wisata selain Kampung Wisata Cikadu yang sudah ada dan berkembang lebih awal di wilayah tersebut.

Sandiaga Uno mendukung pengembangan infrastruktur di kawasan ekonomi khusus Tanjung Lesung, Banten karena akan mendongkrak kinerja sektor pariwisata dan ekonomi kreatif secara keseluruhan.

KEK Tanjung Lesung ini merupakan KEK Pariwisata pertama dari 10 KEK di Indonesia yang telah diresmikan oleh Presiden Jokowi dan mulai beroperasi sejak Februari 2015. Presiden Jokowi sejak itu langsung menargetkan untuk mempercepat aksesibilitas dari Jakarta ke Tanjung Lesung dengan membangun jalan tol baru Serang-Panimbang sepanjang 84 km.

Seksi I beroperasi pada 2021 dengan jalan tol sepanjang 26 km dan diproyeksikan pada 2022 jalan tol tersebut sudah dibuka hingga Panimbang. Jadi dari Jakarta ke Tanjung Lesung diperkirakan hanya akan ditempuh dalam waktu 2 jam perjalanan.

Dukungan infrastruktur yang lengkap itu diharapkan akan semakin mengakselerasi pengembangan KEK Tanjung Lesung dengan Kampung Wisata Cikadu sebagai salah satu atraksi wisata di dalamnya.

Konsep Komersialisasi
Pengembangan Kampung Wisata Cikadu bisa dikatakan sebagai proyek percontohan bagi konsep komersialisasi yang melibatkan banyak instansi.

Di wilayah itu misalnya salah satu perguruan tinggi yakni President University mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia, untuk membentuk Matching-Fund dalam upaya penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis dengan pihak Industri.

President University bekerja sama dengan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Tanjung Lesung, PATA (Pacific Asia Tourism Association) Indonesia, dalam menangani kegiatan akselerasi dan komersialisasi Kampung Wisata Cikadu di KEK Tanjung Lesung.

Sebagaimana upaya untuk mendorong optimalisasi KEK Tanjung Lesung yang merupakan salah satu dari 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) prioritas yang ditetapkan Pemerintah untuk dikembangkan, dan salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Dengan kedua penetapan tersebut, kawasan Tanjung Lesung direncanakan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi Banten bagian selatan.

KSPN Tanjung Lesung itu, berada di Kampung Cikadu, Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang yang berjarak sekitar 180 km dari Jakarta.

Executive Director PATA Indonesia Dr. Agus Canny, M.A., M.Sc. mengaku siap berkolaborasi secara profesional dengan tim President University, untuk memajukan pariwisata Kampung Cikadu.

Ia bahkan menyakini dan mengajak serta ASITA (The Association of Indonesia Travel Agents), dan WTD (World Tourism Day) Indonesia agar menjadi bagian dari program tersebut.

Untuk konkret konsep yang diterapkan yakni melibatkan President University yang menerapkan kurikulum Kampus Merdeka itu untuk turut serta mendorong akselerasi dan komersialisasi Kampung Wisata Cikadu.

Direkur President University Research Center, Presiden University, Dr. Adhi Setyo Santoso, mengatakan pihaknya melibatkan 6 program studi, yaitu Administrasi Bisnis, Accounting, Manajemen, IT, Disain Komunikasi Visual, dan Teknik Lingkungan dalam program tersebut.

Perguruan tinggi yang berkampus di Cikarang atau sekitar 4 jam perjalanan ke KEK Tanjung Lesung melalui perjalanan darat itu memulai kegiatan akselerasi dan komersialisasi Kampung Wisata Cikadu dengan sejumlah kunjungan dan kajian yang nantinya akan menjadi bahan rekomendasi pengembangan ke depan.

Rendika Nugraha, MBA, Direktur Setsail BizAccel, memimpin delegasi melakukan kunjungan ke Kampung Wisata Cikadu, di Kawasan penyangga KEK Tanjung Lesung, didampingi oleh Felix Goenadhi, S. Psi., M. Par, Dosen Program Studi BA, dan Danang Adi Wiratama, M.Ds., Dosen Prodi DKV.

Mereka kemudian menyelenggarakan FGD (Focus Group Discussion) dengan para pengrajin kayu, bambu, dan batik Cikadu, untuk mendapatkan peta informasi dan profiling kondisi UMKM pada era adapatasi baru pascapandemi COVID-19.

Hasil diskusi akan menjadi bahan riset yang ditindaklanjuti dalam berbagai kajian. Sampai pada saatnya kemudian konsep komersialisasi kampung wisata tersebut bisa menjadi percontohan dan direplikasi di destinasi lain karena mampu mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.

Baca juga: Sandiaga minta KEK Tanjung Lesung diperkuat desa wisata

Baca juga: DPR mendorong pengembangan KEK Tanjung Lesung jadi prioritas nasional