Kemenko PMK sampaikan tiga tahap upaya Indonesia menuju endemi
19 Oktober 2021 19:40 WIB
Tangkapan layar - Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan, Kemenko PMK, Agus Suprapto dalam diskusi bertema "Kesiapan Perubahan Perilaku Pandemi ke Endemi" yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (19/10/2021). ANTARA/Zubi Mahrofi.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyampaikan ada tiga tahap dalam upaya Indonesia keluar dari situasi pandemi menuju endemi.
"Ada tiga tahap untuk menuju endemi, pertama adalah tahap persiapan. Kedua tahap transisi dan ketiga hidup dalam endemi," ujar Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan, Kemenko PMK, Agus Suprapto dalam diskusi bertema "Kesiapan Perubahan Perilaku Pandemi ke Endemi" yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Satgas: Gerakan defensif dan ofensif upaya Indonesia menuju endemi
Ia mengemukakan saat ini Indonesia sedang masuk dalam tahap persiapan. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk memperkuat langkah preventif.
"Misalnya, mendorong vaksinasi 70 persen, protokol kesehatan berjalan dengan baik, dan pelaksanaan 3T (pengujian, pelacakan kontak, dan perawatan)," paparnya.
Menurut dia, kasus COVID-19 di dalam negeri saat ini terbilang relatif rendah, sehingga memungkinkan bagi Indonesia untuk masuk dalam tahapan masa transisi.
Targetnya, harus bisa menurunkan jumlah kasus berat di rumah sakit dan kasus meninggal. Caranya dengan vaksinasi terus berjalan, memperkuat sistem kesehatan.
"Dengan begitu kita siap memasuki masa transisi. COVID-19 tidak bisa hilang sama sekali, sehingga kita harus dapat menyesuaikan hidup bersama COVID-19. Ketika kita sudah bisa mengontrol keduanya, kita memasuki endemi. Harapannya, kita akan menjadi lebih baik ke depannya," tuturnya.
Agus Suprapto mengatakan Indonesia patut bersyukur dengan situasi kasus COVID-19 di dalam negeri yang saat ini sudah cukup terkendali, sehingga masyarakat dapat kembali beraktivitas, baik di bidang pendidikan, keagamaan, dan ekonomi.
"Namun, kami juga ingin mengingatkan betapa pentingnya kita harus tetap menjalankan protokol kesehatan. Masyarakat harus tetap waspada dan ketat protokol kesehatan karena virus masih bisa saja bermutasi," ujarnya.
Dalam kesempatan sama, Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19, Alexander Ginting mengatakan dalam rangka persiapan libur akhir tahun masyarakat diminta untuk tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat guna menghindari lonjakan kasus.
Baca juga: Indef: Indonesia butuh bantuan negara lain agar COVID-19 jadi endemi
Baca juga: Pakar: Akselerasi vaksinasi percepat menuju endemi
Oleh karenanya, kata Alexander, pemerintah terus berupaya melakukan penertiban mobilitas orang, baik dari dalam maupun luar negeri.
"Dua-duanya penting untuk mencegah transmisi, karena semakin banyak transmisi, semakin banyak pula penularan dan semakin banyak akan terjadi mutasi," katanya.
"Ada tiga tahap untuk menuju endemi, pertama adalah tahap persiapan. Kedua tahap transisi dan ketiga hidup dalam endemi," ujar Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan, Kemenko PMK, Agus Suprapto dalam diskusi bertema "Kesiapan Perubahan Perilaku Pandemi ke Endemi" yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Satgas: Gerakan defensif dan ofensif upaya Indonesia menuju endemi
Ia mengemukakan saat ini Indonesia sedang masuk dalam tahap persiapan. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk memperkuat langkah preventif.
"Misalnya, mendorong vaksinasi 70 persen, protokol kesehatan berjalan dengan baik, dan pelaksanaan 3T (pengujian, pelacakan kontak, dan perawatan)," paparnya.
Menurut dia, kasus COVID-19 di dalam negeri saat ini terbilang relatif rendah, sehingga memungkinkan bagi Indonesia untuk masuk dalam tahapan masa transisi.
Targetnya, harus bisa menurunkan jumlah kasus berat di rumah sakit dan kasus meninggal. Caranya dengan vaksinasi terus berjalan, memperkuat sistem kesehatan.
"Dengan begitu kita siap memasuki masa transisi. COVID-19 tidak bisa hilang sama sekali, sehingga kita harus dapat menyesuaikan hidup bersama COVID-19. Ketika kita sudah bisa mengontrol keduanya, kita memasuki endemi. Harapannya, kita akan menjadi lebih baik ke depannya," tuturnya.
Agus Suprapto mengatakan Indonesia patut bersyukur dengan situasi kasus COVID-19 di dalam negeri yang saat ini sudah cukup terkendali, sehingga masyarakat dapat kembali beraktivitas, baik di bidang pendidikan, keagamaan, dan ekonomi.
"Namun, kami juga ingin mengingatkan betapa pentingnya kita harus tetap menjalankan protokol kesehatan. Masyarakat harus tetap waspada dan ketat protokol kesehatan karena virus masih bisa saja bermutasi," ujarnya.
Dalam kesempatan sama, Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19, Alexander Ginting mengatakan dalam rangka persiapan libur akhir tahun masyarakat diminta untuk tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat guna menghindari lonjakan kasus.
Baca juga: Indef: Indonesia butuh bantuan negara lain agar COVID-19 jadi endemi
Baca juga: Pakar: Akselerasi vaksinasi percepat menuju endemi
Oleh karenanya, kata Alexander, pemerintah terus berupaya melakukan penertiban mobilitas orang, baik dari dalam maupun luar negeri.
"Dua-duanya penting untuk mencegah transmisi, karena semakin banyak transmisi, semakin banyak pula penularan dan semakin banyak akan terjadi mutasi," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021
Tags: