Jakarta (ANTARA News) - Tiga bank milik negara yaitu PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank BNI Tbk, dan PT Bank BRI Tbk siap mendanai pengambilalihan saham PT Indonesia Asahan Aluminium oleh pemerintah.

"Jika pemerintah memutuskan BUMN yang menjadi pengelola Inalum, perbankan milik negara siap mendanainya," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.

Mustafa mengisyaratkan pembiayaan dari Bank BUMN tersebut bisa dilakukan melalui sindikasi.

Menurut dia, tiga bank tersebut memiliki pendanaan yang cukup kuat.

Pihak Jepang melalui Nippon Asahan Alumminium (NAA) menguasai 58,9 persen saham Inalum, dan 41,1 persen milik pemerintah Indonesia.

Masa berlaku "build, operate and transfer" (BOT) Inalum akan berakhir 2013.

Sesuai kontrak, tiga tahun sebelum masa berlaku BOT habis, kedua pihak harus telah melakukan negosiasi apakah memperpanjang kontrak atau tidak.

Dana yang harus disiapkan oleh pemerintah untuk mengambilalih diperkirakan mencapai berkisar 720 juta dolar AS.

Meski begitu, Mustafa tidak menyebutkan dana yang akan disiapkan BUMN untuk mengambilalih Inalum sekaligus melanjutkan operasional perusahaan itu.

"Belum ada angka. Yang tempo hari disebut-sebut 700-an juta dolar, belum ada "updating," ujarnya.

Ia hanya menjelaskan, Bank BUMN tentu memiliki gambaran bahwa proyek tersebut sangat "bankable" (layak didanai).

Kementerian BUMN akan menyiapkan dua opsi pengelolaan Inalum.

Pertama menjadikannya sebagai BUMN baru, ataupun menjadi anak perusahaan BUMN.

"Kami sedang melakukan berbagai persiapan untuk mengelola Inalum, setelah beralih ke tangan pemerintah Indonesia," ujar Mustafa.

Selain perbankan, sejumlah BUMN yang akan dilibatkan mengambilalih Inalum yaitu PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Danareksa Sekuritas dan PT Bahana Securities, dan PT Aneka Tambang.(*)

(L.R017*N006/N002)