Habib Rizieq: Islam Tidak Menolak Pluralisme
18 Februari 2011 19:20 WIB
Ketua DPP Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq (kanan) bersama pendiri ESQ 165 Ari Ginanjar Agustian (kiri) dan anggota DPR dari PKS Al Muzammil Yusuf (tengah) saat pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) FPI di Gununggeulis, Sukaraja, Bogor, Jabar, Jumat (8/10) malam. Kegiatan yang diikuti perrwakilan FPI seluruh daerah se-Indonesia tersebut membahas agenda kerja serta menanggapi isu-isu terkini yang terkait dengan masalah nasional. FOTO ANTARA/Jafkhairi/ama/10
Makassar (ANTARA News) - Ketua Umum Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab menyatakan, Islam tidak pernah menolak pluralisme sepanjang tidak mencampuradukkan ajaran Islam dengan ajaran lain.
"Islam sangat toleran, sangat jelas mengajarkan bagaimana menghargai orang lain. Islam tidak menolak pluralitas, kemajemukan, keberagaman. Yang penting jangan mencela ajarannya, qurannya dan keyakinanya," katanya saat membawakan Khutbah Jumat di Masjid Al Markaz Al Islami Makassar, Jumat.
Namun begitu, ia mengemukakan jika pluralisme bukan lahir dari agama Islam, sehingga haram hukumnya bagi ummat Islam untuk mengikutinya.
"Islam selalu menghargai agama lain, bahkan Yahudi. Tetapi kalau Ahmadiyah baru ada, dan hanya menciplak agama Islam," ucapnya.
Ia meminta ketegasan pemerintah membubarkan Ahmadiyah di Indonesia apapun resikonya, karena sama sekali berbeda dengan ajaran Islam.
Habib berada di Makassar untuk menghadiri Musyawarah Besar FPI Sulsel, yang akan menetapkan kepengerusan baru, 18 Februari 2011.
Sejumlah anggota FPI terlihat memadati aula lantai I Al Markas, tempat Musyawarah Besar berlangsung.
Hanya saja, Ketua FPI Sulsel, Habib Muchsin Ja`far Al Habsy, belum mau memberikan keterangan dengan alasan dirinya ketua demisioner yang tidak punya wewenang.
Selain menghadiri Mubes, Habib akan memenuhi undangan tablig akbar yang digelar Forum Umat Islam (FUI) Bulukumba sekaligus meresmikan FPI setempat.
Sebelumnya, pengikut Ahmadiyah di Makassar menyatakan tidak khawatir soal rencana kedatangan Habib Rizieq.
Juru bicara Ahmadiyah Makassar, Muh Muhtiar Ahmad, mengatakan siapa pun bebas berkunjung ke kota ini selama memberi kebaikan dan tidak mengganggu orang lain. (AAT/S016/K004)
"Islam sangat toleran, sangat jelas mengajarkan bagaimana menghargai orang lain. Islam tidak menolak pluralitas, kemajemukan, keberagaman. Yang penting jangan mencela ajarannya, qurannya dan keyakinanya," katanya saat membawakan Khutbah Jumat di Masjid Al Markaz Al Islami Makassar, Jumat.
Namun begitu, ia mengemukakan jika pluralisme bukan lahir dari agama Islam, sehingga haram hukumnya bagi ummat Islam untuk mengikutinya.
"Islam selalu menghargai agama lain, bahkan Yahudi. Tetapi kalau Ahmadiyah baru ada, dan hanya menciplak agama Islam," ucapnya.
Ia meminta ketegasan pemerintah membubarkan Ahmadiyah di Indonesia apapun resikonya, karena sama sekali berbeda dengan ajaran Islam.
Habib berada di Makassar untuk menghadiri Musyawarah Besar FPI Sulsel, yang akan menetapkan kepengerusan baru, 18 Februari 2011.
Sejumlah anggota FPI terlihat memadati aula lantai I Al Markas, tempat Musyawarah Besar berlangsung.
Hanya saja, Ketua FPI Sulsel, Habib Muchsin Ja`far Al Habsy, belum mau memberikan keterangan dengan alasan dirinya ketua demisioner yang tidak punya wewenang.
Selain menghadiri Mubes, Habib akan memenuhi undangan tablig akbar yang digelar Forum Umat Islam (FUI) Bulukumba sekaligus meresmikan FPI setempat.
Sebelumnya, pengikut Ahmadiyah di Makassar menyatakan tidak khawatir soal rencana kedatangan Habib Rizieq.
Juru bicara Ahmadiyah Makassar, Muh Muhtiar Ahmad, mengatakan siapa pun bebas berkunjung ke kota ini selama memberi kebaikan dan tidak mengganggu orang lain. (AAT/S016/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: