Solo, Jateng (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah menutup empat sekolah akibat warga sekolah yang terpapar positif COVID-19 pada kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM).

"Tadi sudah dirapatkan dengan forum koordinasi pimpinan daerah (forkompimda), sekolah yang ada temuan-temuan akan kami tutup dulu sementara," kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka di Solo, Senin.

Ia mengatakan sesuai dengan aturan maka penutupan sekolah tersebut akan dilakukan selama dua minggu. Meski demikian, ada kemungkinan akan ada perlakuan khusus.

"Seperti di SD Kristen Manahan itu bisa satu bulan, karena di situ banyak ditemukan kasus COVID-19," katanya.

Terkait dengan tindak lanjut tersebut, pihaknya akan terus melakukan pengetesan COVID-19 di kalangan sekolah.

"Tetap tenang, 'testing'-nya harus 'muter' terus. Itu ada SOP (standar operasional prosedur), semua sekolah wajib melakukan testing, ada 'random samplin'g juga," katanya.

Ia menambahkan hingga saat ini ada puluhan kasus COVID-19 yang sudah ditemukan untuk klaster PTM.

"Itu masih sedikit-sedikit, yang paling banyak SD Kristen Manahan. Ini kita evaluasi, saya cek identitasnya juga banyak yang dari Karanganyar," kata Gibran Rakabuming Raka.

Terkait hal itu, Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa mengatakan saat ini pemerintah kota masih melakukan penelusuran untuk sekolah-sekolah yang ditemukan kasus.

Ia mengatakan totalnya ada empat sekolah yang ditemukan kasus COVID-19, yakni SD Kristen Manahan, SDN Mangkubumen Kidul, SDN Semanggi Lor, dan SD Islam 1 Jamsaren.

"Di SD Kristen Manahan yang hasilnya sudah keluar, totalnya ada 28 kasus," demikian Teguh Prakosa.

Baca juga: Pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan secara bertahap di Surakarta

Baca juga: Solo lakukan langkah antisipasi hadapi gelombang ketiga COVID-19

Baca juga: KPAI: Sekolah perlu dukungan pemda untuk menyelenggarakan PTM