Banda Aceh (ANTARA News) - Program Keluarga Berencana (KB) diharapkan bisa dimasukkan sebagai isu strategis pembangunan di setiap daerah di Indonesia sehingga bisa menyerasikan pertumbuhan penduduk.

"Jika jumlah penduduk kita tidak bisa dikendalikan, diperkirakan tahun 2050 penduduk di Indonesia akan mencapai dua kali lipat dari jumlah sekarang dan angka ini melebihi jumlah penduduk Amerika bahkan China," kata Inspektur Utama BKKBN Pusat, Anwar M Diah, di Banda Aceh, Kamis.

BKKBN tidak hanya bertanggungjawab dalam program KB semata, tapi juga bertanggungjawab terhadap penyerasian pertumbuhan penduduk.

"Program KB bukan membatasi kelahiran, melainkan menyerasikannya, sehingga kualitas sumber daya manusia bisa terus meningkat. Dan sangat diharapkan program pembangunan di daerah didasarkan pada penyerasian jumlah pertumbuhan penduduk.

Oleh karena itu, isu penyerasian jumlah pertumbuhan penduduk ini hendaknya dijadikan isu strategis pembangunan," jelas Anwar.

Saat ini, sebut Anwar sangat dibutuhkan "grand design" induk kependudukan, sebagai pedoman pembangunan kependudukan. Hal ini bertujuan mengendalikan lekahiran, kematian mobilitas dan meningkatkan daya saing.

"Dan untuk ini perlu dilakukan kajian analisis untuk fokus pada sasaran pembangunan kependudukan, yakni terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas," katanya.

Masalah kependudukan menjadi sangat serius di Indonesia bukan karena jumlah penduduknya yang besar melainkan karena kualitasnya yang kurang. Saat ini Indonesia memiliki jumlah penduduk tercatat sebanyak 237,6 juta jiwa, jumlah ini sama dengan jumlah proyeksi penduduk Indonesia untuk tahun 2013.

"Jumlah penduduk besar memang modal pembangunan, tapi bila kurang menguntungkan dan kurang berkualitas justru akan menjadi beban," ujar Anwar.(*)

(T.KR-IFL*BDA1/E001)