Jakarta (ANTARA) - Potensi perusahaan pelat merah alias BUMN di Indonesia untuk naik kelas ke level global semakin terbuka lebar.

Terlebih segudang pencapaian telah berhasil ditorehkan perusahaan-perusahaan BUMN di Tanah Air. Sebagaimana disampaikan Menteri BUMN Erick Tohir bahwa saat ini program restrukturisasi BUMN telah sukses membawa hasil yang baik.

Upaya restrukturisasi dari 108 menjadi 41, dari 27 klaster menjadi 12 terdiri dari energi dan migas, klaster minerba, klaster industri perkebunan dan perhutanan, klaster industri pangan, klaster kesehatan, klaster industri keuangan (perbankan), klaster dana asuransi pensiun, klaster telekomunikasi, klaster infrastruktur, klaster logistik, dan lain-lain rupanya sukses mengantarkan BUMN semakin efisien dan efektif dalam menjalankan bisnisnya.

Pesan khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga tak bisa dikesampingkan yang meminta BUMN untuk mencari mitra perusahaan global guna mengembangkan model bisnis baru, sejalan dengan pesatnya pemkembangan teknologi.

Memang faktanya kalau mau bisa berlari lebih cepat semua harus bisa beradaptasi, sebab itu cara yang paling cepat adalah berpartner dengan perusahaan global terbaik di dunia.

Presiden Jokowi sebelumnya sempat meyakini dengan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa dekade ke depan, banyak perusahaan global tertarik untuk bermitra dengan BUMN RI. Dalam 10-20 tahun ke depan, kata Presiden, Indonesia juga sudah diproyeksikan akan masuk jajaran ekonomi besar dunia.

Bahkan Presiden meyakini tidak ada perusahaan global yang akan menolak diajak kerja sama dengan BUMN mengingat potensi besarnya yang tak terbantahkan lagi.

Wajar jika kemudian Presiden Jokowi menginginkan BUMN dapat bersaing di industri global. Oleh karena itu, model bisnis BUMN memang harus terus dikembangkan dan didorong agar mampu mengadaptasi pesatnya perkembangan teknologi.

Baca juga: Erick Thohir terus maksimalkan peran BUMN bantu penanganan COVID


Syarat Maju

Bukan mudah untuk naik menjadi skala global, BUMN setidaknya harus bisa memenuhi prasyarat untuk maju dan meningkatkan daya saing dirinya.

BUMN misalnya harus bisa merespons revolusi Industri 4.0, era disrupsi teknologi, dan mempelajari model bisnis baru dari situasi ekonomi di tengah pandemi COVID-19.

Menurut Presiden Jokowi untuk dapat bertahan pada era revolusi Industri 4.0, suatu perusahaan perlu menyiapkan SDM dan ekosistem bisnis agar dapat beradaptasi pada perkembangan teknologi tersebut.

Sebab apapun itu sepanjang disebut sebagai transformasi bisnis, maka adaptasi teknologi sudah menjadi keharusan dan tidak bisa tidak. Terlebih era saat ini adalah soal kecepatan, siapa yang tak bisa berlari akan tertinggal sebagai pecundang di arena balapan.

Selain itu Presiden juga mengingatkan BUMN untuk selalu mencermati nilai keekonomian, nilai efisiensi, serta memperhitungkan indikator bisnis seperti internal rate of return dari program yang dikerjakan.

Sebab apapun bentuknya, sebagai pelat merah, BUMN adalah perusahaan negara yang aksi bisnisnya jelas akan mendatangkan dampak sosial luas.

Oleh karena itu kemudian sangat penting untuk senantiasa melakukan review dan menghitung tingkat keekonomian sehingga dapat memproyeksikan langkah dan pertumbuhan ke depan.

Presiden juga meminta kepada para direktur utama BUMN untuk membangun sebuah kultur kerja yang lebih sederhana. Ia menginginkan alur kerja pemerintahan yang kompleks tidak diterapkan di BUMN.

Sebagai contoh, perizinan untuk pembangkit listrik. Presiden menyebut terdapat 259 naskah perizinan dengan nama berbeda tetapi maksud di dalam surat tersebut sama.

Semua harus menyadari bahwa kompleksnya birokrasi akan berpengaruh terhadap investasi di Indonesia.

Baca juga: Presiden Jokowi minta BUMN bermitra dengan perusahaan global


Transformasi Bisnis

BUMN telah banyak mendapatkan apresiasi atas transformasi yang telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.

Banyak di antara perusahaan pelat merah itu melakukan transformasi bisnis model dan menerapkan operasional yang terbukti lebih efisien serta mengaplikasikan proses dengan akuntabilitas tinggi sehingga mampu menaikkan penjualan dan peningkatan pencapaian pendapatan total seluruh BUMN.

Hal itu tampak menjadi anugerah bukan saja bagi BUMN, namun bagi bangsa ini. Menteri BUMN Erick Tohir mengatakan sebelum ini kementerian yang dipimpinnya bahkan sukses meraih prestasi tertinggi dalam penerapan sistem merit yang dinilai Komisi Aparatur Sipil Negara.

Transformasi ASN di Kementerian BUMN juga mendapat penghargaan dan hal ini membuktikan bahwa perubahan yang berjalan selama ini berada di jalur yang benar, itu jelas akan menginspirasi dan mendorong agar semua berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan lebih baik lagi.

Di sisi lain Erick sangat berharap agar para direksi BUMN tetap menjaga nilai competitiveness yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang terus dibangun pemerintah.

Sebagaimana data Kementerian BUMN pendapatan BUMN semester I-2021 tercatat meningkat sebesar Rp96,5 triliun dibandingkan semester I-2020.

Sedangkan dari sisi kinerja juga dilaporkan naik signifikan mencapai 365 persen dibandingkan semester I-2020, bahkan lebih besar dibandingkan kinerja 2020.

Di samping itu Erick Tohir berani menargetkan kepemimpinan perempuan pada 2021 sebesar 15 persen di Kementerian BUMN dan 25 persen pada 2023.

Erick bahkan menyampaikan mengenai rencananya membangun rumah sakit internasional dengan mitra Mayo Clinic hingga upaya peningkatan investasi.

Erick sangat meyakini transformasi ini akan dilanjutkan dan berperan positif dalam memenuhi kebutuhan Indonesia terutama saat kondisi dan situasi seperti di masa pandemi.

Apalagi BUMN dalam beberapa tahun terakhir sudah diarahkan pada hal pentingnya untuk membangun profesionalisme dan nilai-nilai dasar termasuk di dalam diri para pimpinan BUMN.

Para direktur utama BUMN saat ini juga merupakan orang-orang terpilih yang diharapkan semakin percaya diri dalam menghadapi persaingan baik secara nasional maupun global.

Dalam kondisi tersulit sekalipun BUMN diharapkan bisa menjadi penggerak utama perekonomian bangsa ini sampai pada saatnya nanti mampu memulihkan dan membangkitkan kembali perekonomian yang terdampak pandemi.

Baca juga: Kadin meyakini BUMN dan swasta bisa bermitra di era Erick Thohir