Karawang (ANTARA News) - Peredaran film "Arwah Goyang Karawang" harus dihentikan, karena jika dibiarkan tayang di seluruh Indonesia akan membangun citra negatif terhadap daerah Karawang, kata Wakil Ketua III DPRD setempat, Budiwanto.
"Apapun alasannya, film itu tidak boleh tayang, karena telah meresahkan masyarakat Karawang secara umum," kata Budiwanto, kepada ANTARA, di Karawang, Jawa Barat, kemarin.
Dikatakannya, hadirnya film yang dibintangi Dewi Perssik dan Julia Perez itu kini sudah meresahkan masyarakat Karawang.
Hal itu ditandai dengan adanya penolakan peredaran film tersebut dari berbagai pihak, dari berbagai organisasi perempuan, LSM, ormas, seniman jaipong, dan lain-lain.
Bahkan, kata dia, pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karawang juga menyampaikan secara terbuka penolakan film itu.
Atas hal tersebut, ia menyarankan agar produser atau pihak yang berwenang menghentikan peredaran film itu. Sehingga tidak tayang di seluruh bioskop seluruh Indonesia.
Politisi dari PKS tersebut mengaku mendukung aksi penolakan berbagai pihak mengenai peredaran film "Arwah Goyang Karawang", karena sudah dinilai berbagai pihak "mencatut" nama Karawang dan tari jaipong.
"Dalam film itu bukan menonjolkan tari jaipong sebagai seni dan budaya lokal," kata Budiwanto.
Ia menyarankan agar pejabat terkait di Pemkab Karawang menggali arsip kembali, sebab dikhawatirkan penggunaan nama "Karawang" pada judul film tersebut dilakukan atas izin pejabat di lingkungan Pemkab Karawang sebelumnya.
Sementara itu, sebagai bentuk penolakan terhadap peredaran film tersebut, ribuan masyarakat Karawang yang tergabung dalam LSM Lodaya Karawang berencana berunjuk rasa ke kantor bupati setempat, Kamis (17/2).
"Unjuk rasa kami lakukan agar pemda tegas menolak peredaran film itu, sehingga bisa dikoordinasikan ke pemerintah pusat mengenai penolakan film tersebut," kata Ketua LSM Lodaya Karawang, Nace Permana.(*)
(T.KR-MAK/Z003)
DPRD Minta Film "Arwah Goyang Karawang" Dihentikan
17 Februari 2011 06:04 WIB
(ANTARA News)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: