Kairo (ANTARA News/AFP) - Sekitar 365 orang meninggal dan 5.500 lainnya menderita cedera dalam unjuk rasa di seluruh pelosok Mesir yang mengarah pada penggulingan orang kuat Hosni Mubarak, kata Kementerian Kesehatan Mesir pada Rabu.

"Jumlah orang yang meninggal dalam aksi-aksi itu sekitar 365 ... dan 5.500 lainnya dirawat karena menderita luka-luka," kata Menteri Kesehatan Sameh Farid dalam satu pernyataan yang disiarkan kantor berita resmi MENA.

Farid mengatakan pihaknya masih menunggu laporan-laporan dari beberapa rumah sakit dan kantor-kantor kesehatan.

Demonstrasi pecah pada 25 Januari yang menuntut pengunduran diri segera Mubarak dan menyerukan reformasi di bidang ekonomi dan politik.

Para pengunjuk rasa terlibat bentrokan dengan pasukan keamanan dan kemudian antara pendukung dan musuh Mubarak yang berusia 82 tahun.

Pada 11 Februari Mubarak menyerahkan kekuasaan kepada dewan militer, yang berjanji akan memuluskan jalan bagi reformasi demokratis.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan ratusan orang masih hilang setelah protes-protes itu.

"Ada ratusan orang ditahan tapi informasi tentang jumlah mereka masih belum lengkap ... Angkatan Darat menahan sejumlah orang," kata Gamal Eid, pengacara yang memimpin Jaringan Arab bagi Informasi Hak Asasi Manusia.

Pergolakan yang mengakhiri kekuasaan Mubarak yang berlangsung 30 tahun menyebabkan pemogokan di sektor perbankan, transpor, rawat kesehatan, perminyakan, pariwisata, tekstil dan juga lembaga-lembaga media pemerintah dan negara.(*)

(ANT/M016)